Masyarakat Dusun Rajeg Wetan Gelar Sadran Agung

03 Mei 2019 21:14

GenPI.co - Masyarakat Dusun Rajeg Wetan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, menggelar kirab budaya Sadran Agung untuk melestarikan budaya masyarakat setempat sekaligus peluncuran sebagai Desa Wisata Rajeg Wetan atau "Dewi Rawe".

Ratusan warga tampak antusias mengikuti kirab budaya yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut. Berbagai elemen masyarakat ikut larut dalam prosesi kirab. Salah satu warga Dusun Rajeg Wetan Sumehsih (53) mengaku rindu dengan suasana seperti ini karena sudah cukup lama tidak menjumpai acara budaya di sekitar dusunnya.

"Kirab budaya ini baru pertama kali digelar di dusun ini. Sangat senang ada acara seperti ini," katanya.

Ia mengatakan, acara-acara budaya semacam ini menarik untuk dilakukan setiap tahun karena salah satu cara untuk melestarikan tradisi dan budaya. "Selain itu tradisi ini bertujuan agar anak muda bisa tahu tradisi Jawa itu seperti apa," katanya.

Baca juga:

Tradisi Nyadran Identik Dengan Tenong, Apa Itu?

Tradisi Nyadran, Ratusan Warga Tangkap Ikan Lele

Sadran Agung yang pertama tersebut menandai peluncuran 'Dewi Rawe" yang merupakan singkatan dari Desa Wisata Rajeg Wetan yang digagas sejak Februari 2019.

Fasilitator Dewi Rawe Wahjudi Djaja mengatakan, prosesi kirab budaya Sadran Agung tersebut dimulai dengan mengarak empat gunungan berisi hasil bumi.

Selain itu ada dua ogoh-ogoh raksasa yang diarak sejauh kurang lebih dua kilometer mengelilingi dusun setempat.

Selanjutnya, dilakukan prosesi Merti Kali Bedhog. Usai acara itu, empat gunungan dibawa ke lapangan dan diperebutkan warga. 

Wahjudi mengatakan dalam membangun sebuah desa wisata harus berbasis masyarakat. Artinya masyarakat wajib terlibat dalam hal pengelolaan maupun atraksi yang disajikan.

Menurut dia, saat ini banyak desa wisata yang berorientasi outbond. Padahal setiap desa punya budaya yang bisa ditonjolkan. "Seperti di sini ada peninggalan sejarah, itu yang kami angkat. Setidaknya ada tujuh peninggalan prasejarah di dusun ini," katanya.

Peninggalan prasejarah tersebut di antaranya berupa joglo, pendapa, dan limas yang masih bertahan.

"Salah satunya ada 'Ndalem Sastro Sudarmo' yang kami kelola menjadi Pusat Kebudayaan Sastro Sudarmo sekaligus menjadi Museum Budaya Agraris Rajeg Wetan pertama di Sleman dan DIY," katanya.

Selain itu ada Pusat Kebudayaan Sastro Sudarmo, Museum Budaya Agraris Rajeg Wetan, Wanadesa, dan Pasar Papringan Dewi Rawe.

"Tidak ada perubahan pada wajah dusun karena membiarkan desa apa adanya adalah bagian dari mempertahankan jati diri dan karakternya," katanya. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co