Wow! Ditemukan ‘Harta Karun’ Belanda di Proyek MRT Jakarta

01 Juni 2021 00:45

GenPI.co - Pengerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta Fase 2A yang terbentang dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota memberi kejutan.

Hal ini menyusul ditemukannya ‘harta karun’ saat penggalian.

Puluhan artefak ditemukan di 14 titik penggalian sepanjang kawasan konstruksi MRT Jakarta Fase 2A.

BACA JUGA:  Siapkan Jaringan 5G, Xl Axiata Gandeng NTT Bangun Private Cloud

Artefak tersebut ditemukan saat penggalian bawah tanah Jalan MH. Thamrin dan sebagian Jalan Medan Merdeka Barat.

Saat ini, artefak yang ditemukan tersebut dipajang di ruang galeri 'visitor center' yang telah dibangun oleh pihak MRT Jakarta.

BACA JUGA:  Siap-siap! Waskita Karya Bikin Rencana Gede Lagi, Simak Ya

Tak heran jika PT MRT Jakarta direkomendasikan untuk turut melibatkan tim ahli cagar budaya dalam pembangunan Fase 2A sepanjang 11,8 kilometer.

BACA JUGA:  Luar Biasa! MRT Jakarta Dapat Rekor MURI, Kategorinya Bikin Kaget

Puluhan artefak yang ditemukan di 14 titik penggalian sepanjang kawasan konstruksi MRT Fase 2A, yakni bawah tanah Jalan MH. Thamrin dan sebagian Jalan Medan Merdeka Barat (foto: Mentari Dwi Gayati/Antara)

Bentangan jalur tersebut melalui sejumlah bangunan yang dianggap sebagai cagar budaya.

Setidaknya ada 10 lokasi bernilai historis tinggi yang akan dilewati pada rute Fase 2A.

Bangunan-bangunan tersebut adalah Tugu Jam Thamrin, Bundaran Bank Indonesia, Bank Indonesia Thamrin, Monumen Nasional (Monas), Museum Nasional, Menara BTN, Istana Presiden RI, Gedung Arsip Nasional, Gedung Candra Naya, serta Museum Bank Mandiri.

Para arkeolog dari universitas ternama, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, dilibatkan.

Sebelum konstruksi dimulai, penggalian benda-benda bersejarah atau ekskavasi dilakukan selama dua bulan pada Agustus 2020 di kawasan Monas, Kebon Sirih hingga MH Thamrin.

Sesuai perkiraan, artefak atau benda bersejarah ditemukan selama proses ekskavasi, mulai dari tulang sendi dan gigi bovidae (hewan pemamah biak, seperti kerbau, antelop, bison).

Lainnya, ada fragmen keramik China, fragmen keramik Eropa, peluru, botol tembikar, hingga koin Belanda. Temuan artefak tersebut diperkirakan berasal dari abad 18 sampai 20 Masehi.

Ketua tim ekskavasi pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas, Cecep Eka Permana, mengatakan ragam artefak tersebut ditemukan dengan penggalian kedalaman 100 cm-150 cm. Mendekati dua meter, sudah tidak ditemukan lagi artefak.

Ragam artefak tersebut menandakan bagaimana aktivitas perekonomian Batavia sekitar tahun 1930-an.

Sentuhan artefak dalam pembangunan MRT ini tentunya akan menjadi daya tarik tidak hanya bagi penumpang, tetapi juga wisatawan Ibu Kota.

Hal itu pun ditangkap oleh MRT Jakarta untuk menginisiasi pembangunan pusat informasi (visitor center) di dua titik, salah satunya di kawasan Monas.

Setidaknya 25 objek artefak tersebut kini sudah disimpan dalam sebuah meja etalase di ruang galeri visitor center yang letaknya akan berdekatan dengan akses masuk/keluar (entrance) Stasiun MRT Monas.

Namun demikian, pameran benda bersejarah untuk publik tersebut masih menunggu kebijakan dari Kawasan Monumen Nasional yang saat ini masih ditutup untuk masyarakat umum sejak pandemi covid-19. (*/ant)

Puluhan artefak yang ditemukan di 14 titik penggalian sepanjang kawasan konstruksi MRT Fase 2A, yakni bawah tanah Jalan MH. Thamrin dan sebagian Jalan Medan Merdeka Barat (foto: Mentari Dwi Gayati/Antara)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co