GenPI.co— Semasa hidupnya, Mantan Ibu Negara, Ani Yuhoyono menyatakan selalu mengagumi para pembatik yang mampu menghasilkan karya seninya di atas kain yang menghasilkan batik tulis penuh pesona.
Hal itu diungkapkan Bu Ani dalam buku berjudul “Batikku Pengabdian Cinta Tak Berkata”. Buku itu diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama pada 2002, dipersembahkan Ani Yodhoyono pada cinta dan pengabdian para pembatik di Indonesia.
Baca juga:
Ani Yudhoyono, Perempuan Tangguh yang Lahir dari Keluarga Tentara
Jenasah Ani Yudhoyono Dikebumikan di TMP Kalibata pada 2 Juni
Dalam buku tersebut Ani mengisahkan masa kecilnya di Jawa, perempuan membatik di rumah merupakan pemandangan keseharian.
Ani kecil yang melihat pembatik bekerja, juga mulai ikut memegang canting dan menggoreskan malam (lilin) pada kain. Dari memperhatikan, mencoba ini lah kebanyakan anak perempuan di Jawa mulai belajar membatik.
Namun, Ani mengatakan dirinya belum pandai menggunakan canting.
“Ternyata sulit sekali dan membuatku makin kagum pada mereka yang begitu luwes mencanting,” tulisnya dalam Buku “Batikku”.
Kristiani Herrawati atau yang akrab disapa Ani Yudhoyono, merupakan istri dari Presiden keenam Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono. Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 11.10 WIB di Singapura. Ani meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di National University Hospital (NUH), Singapura, karena mengidap penyakit kanker darah.
Istri dari SBY ini lahir di Di RS Bethesda Yogyakarta pada 6 Juli 1952. Ani Yudhoyono merupakan putri ketiga dari tujuh bersaudara pasangan putri Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah.
Ayah dari Ani Yudhoyono merupakan seorang panglima RPKAD atau saat ini disebut Kopassus. Sarwo Edhie memiliki peran besar dalam menumpas pemberontakan G30S pada 30 September 1965.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News