GenPI.co - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyempatkan diri mengunjungi dua pasien Covid-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan.
Keduanya adalah Hari dan Tino, dua ekor Harimau Sumatra, yang didiagnosis positif Covid-19 pada 15 Juli lalu.
"Kemarin, sesudah berkeliling ke enam lokasi vaksinasi di Jakarta, menyempatkan diri mampir ke Ragunan untuk menengok pasien Covid-19 yang cukup unik ini," tulis Anies dalam akun Instagram miliknya yang dikutip Antara.
Anies menjelaskan sekitar tiga minggu lalu, perawat satwa di Ragunan memperhatikan bahwa Hari dan Tino tampak sakit dan bergejala seperti COVID-19, yaitu flu, lemas, dan sesak napas.
Tim TMR langsung bertindak cepat, memanggil petugas swab paling berani sedunia untuk mengambil sampel swab Hari dan Tino dan mengirimkannya ke Laboratorium Bioteknologi milik Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor.
Hasil tes PCR pun menunjukkan Hari dan Tino positif Covid-19, sehingga keduanya harus diisolasi di kandang dengan pasokan makanan dan obat yang tercukupi selama proses penyembuhan.
Menurut Anies, kasus satwa terkena Covid-19, terutama harimau dan singa, tidaklah unik. Telah banyak kasus serupa di berbagai negara lain. Tentu perawatan satwa terkena Covid-19 ini tidak sama dengan manusia.
"Hari dan Tino tidak bisa dikirim untuk isolasi ke Wisma Atlet, tapi harus melakukan isoman dan dirawat serta dimonitor dengan ketat oleh para dokter hewan terbaik di Ragunan," kelakar Anies dalam tulisannya.
Hari dan Tino kini berangsur pulih dan sudah tampak aktif. Namun karena Jakarta masih berada dalam situasi PPKM Level 4, TMR belum bisa dibuka untuk publik.
"Jadi Hari dan Tino tidak harus buru-buru kembali WFO dan punya waktu untuk menyehatkan diri sepenuhnya," tambah Anies.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, dr hewan Endah Rumiyati memastikan tidak ada satwa lain yang terpapar Covid-19.
"Selain Harimau Hari dan Tino tidak ada satwa di dalam TMR ini yang menunjukkan gejala Covid-19, jadi hanya harimau Hari dan Tino," kata Endah Rumiyati dikutip dari Antara.
Endah mengatakan tim medis akan melakukan observasi lebih lanjut untuk melihat bahwa kedua satwa dilindungi tersebut secara klinis sudah tidak menunjukkan gejala sakit.
Kemudian tim media akan melanjutkan pemeriksaan secara uji laboratorium untuk memastikan satwa tersebut negatif dari Covid-19.
Lebih lanjut, Endah menuturkan bahwa pihaknya juga akan memeriksa satwa lain untuk memastikan seluruh satwa di Ragunan dalam kondisi sehat.
"Jadi kami melakukan tes karena harimau ini memiliki gejala klinis sakit, kami tidak melakukan tes untuk satwa yang tidak menunjukkan klinis sakit," ungkap Endah.
Untuk mencegah adanya potensi penularan dari manusia, Endah menuturkan akan memeriksa seluruh petugas agar memastikan terbebas dari gejala Covid-19.
"Kita juga sudah melihat kondisi perawat tidak ada yang memiliki gejala klinis ke arah sakit. Memang sampai saat ini kami akan Tracing karena memang tidak ada perawat kami yang menunjukkan sakit," tutur Endah.
Sebelumnya, dua Harimau asal Sumatera berusia 9 dan 12 tahun terpapar Covid-19 pada 15 Juli lalu.
Hal itu terdeteksi setelah tim medis menemukan keduanya bergejala klinis sejak 9 Juli 2021, dengan menunjukkan gejala batuk, nafas berat, keluarnya cairan dari hidung, aktifitas, serta nafsu makan menurun. (ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News