GenPI.co - Vaksin Covid-19 Moderna jauh lebih efektif dalam menangkal virus varian Delta daripada inokulasi Pfizer-BioNTech.
Itu adalah hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara bagian AS oleh Mayo Clinic.
Studi tersebut, yang diunggah ke medRxiv minggu ini menemukan bahwa kedua vaksin itu sangat efektif dalam mencegah infeksi pada Januari 2021yakni di kisaran 90 persen.
Namun efektivitas kedua vaksin iru menurun pada Juli, ketika varian delta mulai menyebar. Meski begitu satu vaksin lebih efektif dari yang lain.
Sementara Moderna turun menjadi 76 persen, Pfizer turun menjadi 42%. Penelitian ini dilakukan di antara lebih dari 50.000 pasien.
Tidak diketahui apakah penurunan efektivitas itu adalah hasil dari kemampuan Delta untuk mem-bypass vaksin, erosi dalam perlindungan dari waktu ke waktu, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut.
Studi Mayo Clinic menemukan bahwa di beberapa negara bagian AS, mereka yang diinokulasi dengan Pfizer dua kali lebih mungkin mengalami infeksi terobosan meskipun telah divaksinasi, dibandingkan dengan Moderna.
“Di Florida, yang saat ini mengalami lonjakan Covid-19 terbesar hingga saat ini, risiko infeksi pada bulan Juli setelah vaksinasi penuh dengan mRNA-1273 (suntikan Moderna) sekitar 60% lebih rendah daripada setelah vaksinasi penuh dengan BNT162b2 (Pfizer),” kata para peneliti.
Namun, kedua vaksin tampaknya tetap sangat efektif (lebih dari 90%) dalam mencegah penyakit parah.
“Studi observasional kami menyoroti bahwa sementara kedua vaksin mRNA Covid-19 sangat melindungi terhadap infeksi dan penyakit parah,” kata peneliti.
Namun mereka menegaskan, evaluasi lebih lanjut dari mekanisme yang mendasari perbedaan dalam efektivitasnya seperti rejimen dosis dan komposisi vaksin diperlukan.”
Vaksin Covid-19 adalah satu-satunya produk Moderna yang disetujui secara komersial.
Perusahaan itu juga mengembangkan beberapa vaksin yang bertujuan untuk menjaga terhadap flu, Zika dan HIV di antara virus lainnya.
Namun menurut informasi di situs web-nya, vaksin-vaksin tersebut dalam tahap awal pengujian klinis.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News