GenPI.co - Founder aplikasi konseling psikologi daring Riliv, Audrey Maximillian Herli dan Audy Christopher Herli, memaparkan makna kemerdekaan dalam memperjuangkan kesehatan mental.
Lewat Riliv, Audrey Maximillian memaparkan harapannya dalam berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental masyarakat Indonesia.
Tak hanya itu, Audrey Maximillian juga berharap masyarakat Indonesia bisa lebih mudah mendapatkan bantuan serta tak ragu untuk menyuarakan kesehatan mental.
"Kami harap tak ada lagi stigma, sehingga masyarakat Indonesia dapat merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya, yaitu kemerdekaan secara fisik dan mental," jelas Audrey Maximillian dalam keterangan resmi, Selasa (17/8).
Sebagai aplikasi konseling, Riliv memungkinkan pengguna untuk curhat daring tanpa merasa dihakimi.
Menurut Audrey Maximillian, pengguna dapat lebih bebas bercerita dan bisa menemui solusi dengan bantuan psikolog.
"Tak hanya konseling, Riliv juga mengeluarkan fitur untuk membantu meditasi dan mengatasi insomnia," ungkapnya.
Audrey Maximillian mengatakan bahwa perjalanan Riliv sebagai aplikasi kesehatan mental masih panjang.
"Kami berharap Riliv bisa jadi one-stop mental health service yang tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga di Asia," katanya.
Oleh karena itu, Audrey Maximillian mengaku akan meningkatkan komitmen untuk mendorong masyarakat untuk terus berbuat baik dan menciptakan senyum.
"Kami percaya orang yang bahagia akan membuat dunia lebih baik dan mendorong orang lain untuk berbuat hal-hal baik, dimulai dari sebuah lingkungan sederhana, yaitu senyuman," tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News