Jadi Pelopor Pelestarian Lingkungan bersama Earth Hour Depok

08 September 2021 22:57

GenPI.co - Sebuah komunitas bisa dibentuk dengan tujuan baik, tak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk lingkungan.

Hal itulah yang dilakukan oleh Komunitas Earth Hour Depok yang aktif dalam kampanye penghematan sumber daya, kelestarian lingkungan.

“Kami juga mengkampanyekan kepedulian serta kontribusi terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim,” ujar Ketua Earth Hour Depok Niken Fitri Salwiah kepada GenPI.co, Rabu (8/9).

BACA JUGA:  Komunitas EHT, Tumbuhkan Kesadaran akan Lingkungan

Niken mengatakan bahwa Earth Hour berawal dari pemikiran World Wildlife Fund (WWF) Australia pada 2004. Ide itu lalu dikembangkan pada 2006 dengan nama awal “The Big Flick”.

Kemudian, WWF Australia pun mempresentasikan konsepnya ke Fairfax Media dan disetujui oleh Wali Kota Sydney Clover Moore yang menjabat saat itu.

BACA JUGA:  Komunitas Duta Wisata Peduli Lingkungan

“Earth Hour 2007 pun diadakan pada 31 Maret di Sydney, Australia, pukul 19.30 waktu setempat,” katanya.

Niken memaparkan bahwa sistem keanggotaan Earth Hour Depok dibagi menjadi dua, yaitu volunteer biasa dan pengurus.

BACA JUGA:  Tasya Kamila Dukung Pendidikan Pelestarian Lingkungan di Sekolah

“Para pengurus itu membidangi segala hal internal, seperti hubungan keanggotaan, dan hal eksternal, seperti hubungan dengan komunitas lain, korporasi, bahkan pemerintah,” paparnya.

Selain itu, tak ada batasan usia untuk keanggotaan Earth Hour Depok. Jumlah anggota Earth Hour Depok pun tak pasti per tahun, sebab sistemnya volunteer.

“Namun, perkiraan yang bisa ditebak, saat ini sudah mencapai ratusan volunteer yang bergabung dalam komunitas Earth Hour Depok,” paparnya.

Niken mengatakan bahwa Komunitas Earth Hour adalah sebuah komunitas yang berfokus dalam menunjukkan kepedulian dan kontribusinya terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim.

Ajakan itu dilakukan secara simbolis melalui aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tak digunakan selama 60 menit (20.30 - 21.30 waktu setempat).

“Aksi itu dilakukan tiap Sabtu di pekan terakhir bulan Maret tiap tahunnya,” katanya.

Tak hanya kegiatan puncak tiap Maret, Earth Hour Depok juga mengadakan kampanye edukasi lain untuk masyarakat.

“Komunitas kami tersebar di penjuru Indonesia, jadi tak jarang kami dapat berbincang-bincang tentang lingkungan dan penghematan energi dari berbagai daerah,” ungkapnya.

Perempuan 20 tahun itu mengatakan bahwa komunitas Earth Hour Depok rutin berkebun di salah satu kebun milik rekan volunteer Earth Hour Depok.

“Selain berkebun, kami juga brainstorming ide bersama. Kami bahwa pernah membentuk tanaman menjadi 60+ yang merupakan simbolis atau logo dari Earth Hour Depok,” katanya.

Niken berharap kehadiran komunitas anak muda yang peduli lingkungan dapat meminimalisasi dampak perubahan iklim.

“Terlebih, generasi muda jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan generasi lain. Oleh karena itu, kita harus bisa menjadi pelopor perubahan, demi lingkungan dan tempat hidup yang lestari,” ungkapnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co