Ada Kabar Buruk Mengancam, Pemerintah Didesak Cepat Lakukan Ini

24 September 2021 14:35

GenPI.co - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyoroti adanya kabar klaster baru penyebaran Covid-19 selama proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang digelar di sejumlah daerah.  

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merilis ada 1.000 lebih sekolah menjadi klaster penularan Covid-19 selama pelaksanaan PTM terbatas.

Berdasarkan data dari survei internal Kemendikbudristek yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ per Kamis (23/9/2021) kemarin, tercatat ada 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 atau 2,77 persen dari 47.005 sekolah yang mengisi survei.

BACA JUGA:  Ada Kabar Buruk soal Covid-19 di Indonesia, Ini Reaksi Anies

Dari angka tersebut, tercatat ada 7.287 guru dan 15.456 siswa positif Covid-19. 

Dia mengatakan jika kabar itu memang benar terjadi, maka Pemerintah perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses PTM yang digelar di sejumlah daerah.

BACA JUGA:  Nadiem Tak akan Hentikan PTM Meski Ada Klaster Covid-19

"Evaluasi secara menyeluruh harus segera dilakukan terhadap penyelenggaraan PTM yang menyebabkan klaster Covid-19. Faktor keamanan bagi peserta didik dan tenaga pengajar harus menjadi yang utama dalam PTM," ujar Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (24/9/2021).

Rerie menduga munculnya ribuan klaster penularan Covid-19 selama PTM yang tersebar di sejumlah daerah karena belum meratanya kesiapan para penyelenggara pendidikan.

BACA JUGA:  Ada Klaster Covid-19 PTM Tetap Jalan? Alvin Lie Keras ke Nadiem

Dia juga berharap Pemerintah untuk mengambil langkah menghentikan sementara PTM usai munculnya klaster baru Covid-19 tersebut, demi mencegah penyebaran virus lebih luas.

"Pihak penyelenggara pendidikan harus menyiapkan sistem yang bisa memastikan bahwa peserta didik dan tenaga pengajar benar-benar sehat dan tidak terpapar virus, sebelum melaksanakan PTM. Dan, semua persyaratan seperti vaksin Covid-19 harus dipenuhi oleh para peserta didik dan tenaga pengajar," terang dia.

Lebih lanjut, anggota Komisi X DPR RI itu meminta seluruh elemen masyarakat ikut mematuhi semua aturan pemerintah yang telah ditetapkan.

Rerie menilai, tanpa komitmen kuat dari seluruh lapisan masyarakat maka bisa saja pelaksanaan PTM di masa pandemi akan jauh dari keberhasilan.

"PTM di masa pandemi merupakan tantangan bagi seluruh anak bangsa dalam mengamalkan nilai-nilai kebangsaan antara lain seperti gotong royong, persatuan, rela berkorban dan cinta Tanah Air, yang telah diwariskan para pendiri bangsa," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menemukan 1.000 lebih sekolah yang menjadi klaster penularan Covid-19 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Berdasarkan data dari survei internal Kemendikbudristek yang dipublikasikan pada laman https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ per Kamis, 23 September 2021, tercatat ada 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 atau 2,77 persen dari 47.005 sekolah yang mengisi survei. Dari angka tersebut, tercatat ada 7.287 guru dan 15.456 siswa terpapar virus corona.

Klaster penularan Covid-19 terbanyak ada pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mencapai 583 sekolah atau 2,77 persen dari jumlah satuan pendidikan yang mengisi survei. 

Jumlah guru dan siswa SD yang terkonfirmasi Covid-19 selama PTM terbatas sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa.

Kemudian klaster Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berjumlah 251 sekolah atau 1,91 persen.

Adapun jumlah guru dan siswa PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 masing-masing sebanyak 956 pendidik dan 2.006 peserta didik.

Disusul klaster pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 244 sekolah atau 3,42 persen. 

Jumlah guru dan siswa SMP yang terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas masing-masing sebanyak 1.482 guru dan 2.201 siswa.

Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ditemukan klaster penularan Covid-19 sebanyak 109 sekolah atau 4,55 persen dengan rincian 797 guru dan 1.934 siswa terkonfirmasi positif virus corona.

Selanjutnya klaster pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 71 sekolah atau 3,07 persen dengan jumlah 605 guru dan 1.590 siswa SMK terkonfirmasi Covid-19.

Dan, terakhir terdapat 13 Sekolah Luar Biasa (SLB) menjadi klaster Covid-19 atau 3,27 persen dengan rincian 135 guru dan 112 terpapar Covid-19.(Antara/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co