GenPI.co - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengklarifikasi soal penghapusan sembilan juta orang miskin dari daftar penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan 2021.
Sebab, angka penerima subsidi PBI yang tadinya 96,1 juta jiwa berkurang menjadi 87 juta jiwa.
Risma mengatakan, penghapusan itu karena telah dilakukan verifikasi ulang dan menemukan ada data yang tidak padan.
"Sebabnya, diantaranya ada yang meninggal, pindah segmen, data ganda, dan sebagainya," kata Risma di kantor Kemensos, Senin (27/9).
Risma mengatakan, ada 434.835 orang meninggal, 2.584.495 data ganda, 833.624 data mutasi.
Selain itu, ditemukan data non-DTKS yang tidak padan Dukcapil sebanyak 5.882.243.
Mantan Wali Kota Surabaya ini mengatakan, data yang tidak padan Dukcapil akan dikembalikan ke daerah.
"Jadi, masyarakat miskin atau tidak mampu yang belum menerima bantuan tidak perlu berkecil hati," katanya.
Justru ini adalah kesempatan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan dapat diusulkan melalui SIKS-NG oleh pemerintan daerah.
Risma mengatakan, peran pemerintah daerah sangat penting dalam perbaikan data ini.
Seperti diketahui, Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 92/HUK/2021 Tentang Penetapan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2021, peserta PBI berjumlah 87.053.683 jiwa.
Jumlah ini terbagi atas data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) sebanyak 74.420.345 jiwa dan data yang telah dilakukan perbaikan dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebanyak 12.633.338 jiwa.
Pada aturan sebelumnya, penerima PBI JKN berjumlah 96,1 juta jiwa dari kuota yang dibiayai APBN sebanyak 96,8 juta jiwa, sebagaimana diatur dalam Kepmensos No.1 Tahun 2021 yang diteken Risma pada Januari 2021.
Alhasil, angka penerima subsidi JKN berkurang dari 96,1 juta menjadi 87 juta.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News