GenPI.co - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati angkat bicara soal penyebab, efek, cuaca ekstrem, hingga daerah yang terdampak badai La Nina di Indonesia hingga Februari 2022.
Menurutnya, Indonesia harus segera bersiap menghadapi badai La Nina, yang diprediksi bergulir pada November 2021 hingga Februari 2022 mendatang.
La Nina diprediksi akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat atau sedang seperti tahun lalu, setidaknya hingga Februari 2022.
"La Nina menjelang akhir tahun ini yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat atau sedang seperti tahun lalu setidaknya hingga Februari 2022," ujar Dwikorita dalam acara virtual, belum lama ini.
Fenomena La Nina tahun ini diprediksikan memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu.
Ada beberapa daerah yang berpotensi terdampak, menghasilkan banjir hingga bencana hidrometeorologi lain.
Bencana hidrometeorologi meliputi potensi bencana banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hingga terjadinya badai tropis.
Sementara, berdasarkan monitoring terhadap suhu permukaan laut di Samudra Pasifik di bagian tengah dan timur menunjukkan, saat ini telah terjadi anomali suhu muka air laut.
Selain itu, fenomena tersebut juga disebabkan oleh perbedaan Suhu Muka Laut (SML) antara Samudra Pasifik bagian tengah, di bagian tropis tengah timur dengan wilayah perairan Indonesia.
Wilayah terdampak La Nina berdasarkan hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News