GenPI.co - Fenomena iklim La Nina diprediksi masuk ke Indonesia dan membawa dampak signifikan hingga awal tahun 2022. Potensi bencana alam besar akan terjadi akibat La Nina.
Oleh karenanya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito menegaskan pentingnya peringatan dini dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat akibat fenomen La Nina.
Meski demikian, masih terdapat "missing link" atau sambungan yang hilang antara informasi yang disampaikan terkait peringatan dini dan respons oleh masyarakat.
"Ini memang perlu kita carikan solusi ke depannya sehingga kita bisa betul-betul antara informasi dari BMKG bisa diperoleh serinci mungkin, sehingga nanti responsnya juga bisa lebih tepat," ujar Ganip dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina yang diadakan BMKG, dikutip ANTARA, Jumat (15/10).
Dalam kesempatan tersebut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengingatkan putusnya rantai informasi peringatan dini sampai ke masyarakat harus segera diantisipasi saat menghadapi dampak La Nina.
Terputusnya rantai informasi, jelasnya, dapat menghambat kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana.
BMKG memperingatkan adanya La Nina akan terjadi lebih awal, sehingga berpotensi membawa bencana hidrometeorologi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan potensi bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rawan banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak.
Bencana hidrometeorologi adalah sebuah bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.(*) ANT
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News