GenPI.co - Seseorang bisa merasakan ketakutan berlebihan akibat pengalaman traumatis di masa lalu.
Layaknya cerminan dunia nyata, karakter fiksi pun banyak yang digambarkan punya masalah serupa.
Salah satu karakter yang bisa kita contoh adalah Ko Moon Young di drama Korea “It’s Okay to Not be Okay”.
Dalam drama tersebut, Ko Moon Young berprofesi sebagai penulis buku cerita anak, tetapi dia bersifat keras terhadap orang lain dan emosi yang tak stabil.
Lalu, terungkap bahwa Ko Moon Young ternyata memiliki masa kecil yang traumatis, sehingga rasa takut kerap muncul di dalam diri.
Sifatnya yang keras itu adalah cara Ko Moon Young lari dari rasa takut itu.
Psikolog Saskhya Aulia Prima mengatakan bahwa kejadian yang dialami oleh Ko Moon Young juga dialami oleh banyak orang. Namun, bukan berarti sifat tersebut tak bisa diperbaiki.
Pasalnya, rasa takut bukanlah suatu berkah yang dimiliki sejak lahir.
"Rasa takut muncul akibat ada pembelajaran selama hidup yang membuat seseorang merasa takut,” ujarnya dalam webinar “Overcome Inner Fear Like Ko Moon Young”, Jumat (29/10).
Saskhya mengatakan bahwa rasa takut kerap muncul sesuai dengan tahapan usia seseorang. Misalnya, seseorang bisa takut dengan suara keras atau binatang tertentu pada saat usia dini.
"Lalu, memasuki remaja, ketakutan beralih ke masalah relasi sosial,” katanya.
Menurut Saskhya, rasa takut lebih sering disebabkan oleh hal atau seseorang yang dekat dengan sang penyintas.
Contohnya, seseorang yang takut suara keras bisa saja dikarenakan dia pernah mendengar orang lain meneriaki dirinya.
"Saat tumbuh dewasa, dia akhirnya jadi lebih cepat stres atau panik jika mendengar orang lain menaikan nada suara,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News