GenPI.co - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sri Rahayu mengatakan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 40 ribu spesies tumbuhan berbunga yang bisa dijadikan tanaman hias.
Menurut Sri, hal tersebut tak seharusnya hanya dianggap sebagai kekayaan, tetapi juga aset Indonesia yang harus dijaga.
“Bedanya kekayaan dan aset, kalau aset itu harus dipelihara dan kalau bisa ditambahkan sekaligus dimanfaatkan,” ujarnya dalam webinar “Tanaman Hias dan Peluang Inovasi di Masa Pandemi”, Selasa (2/11).
Sri mengatakan bahwa aset tersebut mencangkup sekitar 15 persen kekayaan tanaman hias di dunia.
Namun, baru sekitar 20 persen dari aset tanaman hias Indonesia yang sudah diketahui potensi dan manfaatnya.
“Sementara itu, 50 persen aset tersebut belum diketahui namanya dan dua persen di antaranya masuk kategori langka,” katanya.
Lebih lanjut, Sri memaparkan bahwa hampir semua jenis tumbuhan bisa menjadi tanaman hias, mulai dari pohon, semak, hingga merambat.
Namun, tanaman hias lebih banyak berasal dari jenis tumbuhan herba.
“Kemarin yang sempat tren itu adalah tanaman Janda Bolong yang termasuk tanaman talas-talasan yang bagian dari tumbuhan herba,” paparnya.
Selain untuk hobi dan kesenangan, Sri menuturkan bahwa tanaman hias juga mempunyai nilai penting lain.
“Tanaman hias memiliki nilai ilmiah, ekologi, ekonomis, hingga budaya. Beberapa tanaman hias bahkan sudah sejak lama ada di industri besar, seperti lavender dan mawar untuk parfum,” tuturnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News