GenPI.co - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Sujatno menduga ada yang memanfaatkan pandemi dan meraup keuntungan dari bisnis PCR.
Dugaan tersebut muncul dari harga tes PCR yang tidak pasti dan kerap beruba-ubah sejak awal.
"Dugaan ke arah itu menguat," kata Agus kepada GenPI.co, Rabu (3/11).
Menurutnya, pemerintah bisa saja menerapkan harga eceran tertinggi.
Akan tetapi, pemerintah luput melihat patokan persentase margin keuntungannya.
"Berapa sih maksimal keuntungan yang boleh diraup pengusaha?" katanya.
Jadi, kalau harga tersebut ditetapkan berdasarkan kondisi pasar dan ternyata tidak fair, efeknya tentu memberatkan konsumen.
Ia juga menyoroti harga tes PCR yang sangat mahal, dari Rp 1,5 jutaan di awal, kini bisa ditekan sampai Rp300 ribu.
Alhasil, ada keuntungan yang diraup pengusaha dan itu tidak dikontrol pemerintah.
"Jadi, pemerintah cuma mengontrol harga eceran tertinggi, bukan persentase keuntungannya," tandas Agus. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News