GenPI.co - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Asnan mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan perang dengan sampah.
Pasalnya, sampah telah menyebabkan krisis global dengan melepaskan gas metana yang memicu terbentuknya gas rumah kaca (GRK).
“Sampah organik yang dibuang di TPS dan TPA terurai secara anaerob dan justru menghasilkan gas metana,” ujar Asnan dalam webinar 'Responsible Waste Management di Kawasan Perumahan', Kamis (4/11).
Menurut Asnan, gas metana memiliki efek 21 kali lebih beracun daripada gas karbondioksida. Sayangnya, fakta tersebut tak didukung oleh sistem pengolahan sampah yang baik di Indonesia.
“Sekitar 450 TPA di Indonesia masih menggunakan sistem ‘open dumping’,” ungkapnya.
Hal tersebut makin diperparah dengan jumlah penduduk yang terus meningkat.
“Makin banyak orang, tentu akan makin banyak sampah. Pada 2023, kami memprediksi Kabupaten Bogor akan punya 2700-an ton/hari,” tuturnya.
Asnan mengatakan bahwa pelayanan kebersihan di Kabupaten Bogor juga masih perlu diperbaiki.
Pasalnya, penanganan sampah di Kabupaten Bogor baru 41 persen. Artinya, ada sekitar 400 ton sampah di Kabupaten Bogor yang tak tertangani per tahun.
“Kapasitas TPA kami baru sekitar 500-600 ton per hari dengan jumlah armada kebersihan sekitar 230 orang,” katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News