Bimtek Kemenpar Gali Potensi Kampung Rinca dan Liang Ndara

24 Juli 2018 11:09

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) punya cara cerdas dalam meningkatkan wisata sejarah dan warisan budaya di Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di Labuan Bajo. Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggali dua potensi wisata di destinasi Liang Ndara dan Kampung Rinca di Labuan Bajo dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di NTT, 23-24 Juli lalu.

Kegiatan yang diinisiasi oleh  Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar. Dua destinasi tersebut digali agar terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan.

"Ini kontennya sangat menarik. Karena kami dipacu untuk menggali potensi wisata sejarah dan warisan budaya yang ada dua destinasi tersebut. Ini membuat kami berusaha terus memberikan yang terbaik bagi wisatawan, bukan hanya menyajikan wisata alam kami saja, namun juga dibingkai dengan sejarah dan budayanya,"ujar Getrudis Naus salah satu Owner Getrudis Tours and Travel Labuan Bajo, salah satu peserta Bimtek.

Getrudis menilai, dengan Bimtek ini nantinya memacu para pelaku pariwisata di Labuan Bajo untuk terus berinovasi. "Memacu kita untuk lebih kreatif. Terima kasih Kemenpar untuk terus memberikan ilmu dan strategi pada kami para pelaku pariwisata di daerah,"katanya. Seperti diketahui, Labuan Bajo masuk ke dalam 10 destinasi prioritas nasional yang ditetapkan pemerintah.

Dalam acara tersebut memang Kemenpar menyajikan pembicara-pembicara yang kompeten. Dengan dipimpin langsung oleh Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah Religi Seni Tradisi dan Budaya Agni Malagina para peserta diajak langsung terjun ke dua destinasi yang menjadi contoh di event tersebut.

Kata Agni, inti dari pelaksanaan Bimtek ini adalah memberi penyegaran pada pelaku pariwisata yang telah bergelut lama di Labuan Bajo tentang pentingnya membuat produk pariwisata budaya dan sejarah. Produk tersebut harus solid untuk mendukung wisata alam Labuan Bajo yang telah mendunia sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna dengan nilai-nilai budaya pada para pengunjung atau wisatawan.

"Nah, kami menentukan dua destinasi tersebut sebagai bahan observasi apakah keduanya mampu menjadi bagian dari produk wisata sejarah dan budaya yang solid di Labuan Bajo. Karena setelah akhir kunjungan peserta diwajibkan memberikan refleksi di dua destinasi tersebut sebagai bentuk umpan balik terhadap dua pengelola destinasi tersebut,"kata Agni.

Kegiatan ini juga membuat amanah undang-undang mengenai pariwisata dapat terpenuhi. Pengelolaan wisata alam, sejarah budaya tak lepas dari narasi kisah tematis. Kekuatan cerita atau story telling dalam produk pariwisata menjadi kebutuhan pokok Bimtek. "Goalnya, dengan perencanaan-perencanaan interpretasi akan tumbuh responsible Tour Operator dan Labuan Bajo didatangi responsible tourits yang akan menjadi repeater," beber Agni.

Dalam acara tersebut hadir juga PIC Pokja 10 Destinasi Prioritas Labuan Bajo Shana Fatina,  Konsultan Pariwisata Wiwien Tribuwani Winoyoputri yang juga konsultan perencana pariwisata dan ahli interpretasi. "Ini acara sangat bermanfaat dan bagus banget buat kami. Seperti kita ketahui bahwa selama ini Labuan Bajo andalkan keindahan alamnya, dan sudah saatnya pariwisata Labuan Bajo menggali kekayaan budaya dan sejarahnya yang sangat unik. Bimtek Wisata Sejarah dan Warisan Budaya ini juga merupakan yang pertama digelar di Labuan Bajpo,"kata Shana Fatina.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Rizki Handayani mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan pembicara yang hadir. ia mengatakan, memajukan pariwisata Indonesia adalah tugas utama semua elemen masyarakat. Wanita yang biasa disapa Kiki itu menjelaskan wisata budaya juga sangat penting bagi pariwisata. Karena 60 persen wisman yang datang ke Indonesia karena budaya. Sebanyak 35 persen karena alam dan lima persen man made, seperti meeting, incentive, conference-exhibition (MICE), lalu sport tourism, showbiz dan lain sebagainya.

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, ikut menyimak Bimtek ini. Menurutnya, budaya sangat penting untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. "Sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan. Semakin suatu budaya dilestarikan, maka akan semakin mensejahterakan masyarakatnya. Ini dapat dikaitkan dengan komersialisasi budaya yang bisa menarik orang dan membuat mereka mau membayar,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. Cara menjadi pemenang yang terbaik, tercepat dan paling cerdas adalah benchmark. Menempatkan rival atau pesaing sebagai tolak ukur. Kemudian melihat apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh lawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co