GenPI.co - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo blak-blakan mengatakan bahwa seluruh pihak tak boleh hanya reaktif dalam menyikapi isu bencana alam.
Menurut Ganjar Pranowo, bahwa penanggulangan bencana harus bisa masuk ke dalam sebuah sistem yang terintegrasi.
"Saya punya PR besar untuk memasukkan sistem kebencanaan itu agar bisa masuk ke dalam penyusunan program kerja yang sudah ada," jelas Ganjar Pranowo dalam kegiatan "Indonesia International Disaster Expo & Conference 2021", Rabu (15/12).
Ganjar Pranowo menjelaskan, bahwa Jawa Tengah memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi.
Pasalnya, Jawa Tengah memiliki lima gunung api aktif, dilintasi sesar aktif, dan terdapat Zona Megathrust.
"Semua sudah tahu kalau sesar di Jawa Tengah juga sangat aktif. Tugas kami berikutnya adalah mengedukasi dan menginformasikan kepada publik perihal potensi bencana itu," ungkapnya.
Oleh karena itu, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pemerintah daerah harus terus siap siaga dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam.
"Rencana pembangunan pun sekarang harus memasukan mitigasi bencana, sehingga tata ruang itu harus dikontrol secara kebencanaan," tuturnya.
Selain itu, bencana di Jawa Tengah juga tergolong ancaman yang lintas kabupaten/kota. Misalnya, Gunung Merapi yang meliputi Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali.
Lalu, ada potensi tsunami yang mengintai wilayah Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo. Potensi bencana gas beracun juga mengintai Wonosobo, Banjarnegara, Batang, dan Pekalongan.
"Total ada 35 kabupaten/kota, 573 kecamatan, dan 8.559 desa/kelurahan yang berpotensi akan terdampak bencana alam dari banyak jenis," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News