Aftershock Pascagempa NTT Mencapai 663 Kali

18 Desember 2021 10:10

GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa gempa bumi susulan pascagempa bumi di Flores Timur mencapai 663 kali.

Seperti diketahui, gempa bumi magnitude 7,4 terjadi di Laut Larantuka pada Selasa (14/12). Pusat gempa bumi itu berada di 7.59 LS dan 122.24 BT.

Gempa bumi itu dirasakan kuat oleh masyarakat di tiga provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

BACA JUGA:  BMKG: Hingga Jumat Sore, Sudah Terjadi 663 Gempa Susulan di NTT

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa rentetan gempa bumi susulan (aftershock) itu hingga hari ini sudah menunjukkan tren penurunan, baik intensitas maupun frekuensi.

Aftershock adalah fenomena yang lazim terjadi setelah gempa bumi besar. Masyarakat diharapkan tak terlalu khawatir, tetapi tetap waspada,” ujarnya dalam Konferensi Pers, Jumat (17/12).

BACA JUGA:  Info Terbaru BMKG, 3 Gempa Merusak di Desember Bikin Syok RI

Daryono mengatakan bahwa gempa bumi itu masih membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, trauma.

Pasalnya, gempa bumi tersebut sempat diikuti dengan adanya peringatan dini tsunami dari BMKG.

Hal tersebut membuat banyak warga teringat akan peristiwa gempa bumi kuat pada 12 Desember 1992 yang juga menyebabkan terjadinya gelombang tsunami di Kepulauan Selayar.

“Faktor psikologis ini akhirnya membuat 5.064 warga Kabupaten Kepulauan Selayar mengungsi ke lokasi yang lebih aman,” ungkapnya.

Daryono berharap hasil monitoring dari BMKG bisa membuat masyarakat terdampak tak terlalu khawatir.

“Seiring dengan peluruhan energi pasca gempa Selasa lalu, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat  dapat segera kembali seperti semula,” tuturnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian.

“Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, tenda-tenda darurat dibangun masyarakat dengan menggunakan terpal,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co