GenPI.co - Epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama memaparkan hal yang tak boleh dilakukan oleh orang yang tengah menjalani karantina usai melakukan perjalanan luar negeri.
Bayu mengatakan bahwa mereka tak boleh melakukan interaksi dengan penghuni kamar selama masa karantina.
"Kalau mau ke luar ini ambil makan, mereka harus pakai masker, jangan berbincang, lalu langsung masuk ke kamar," ujarnya dalam talkshow "Kupas Tuntas Prosedur Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri" di Is Plaza Jakarta, Kamis (23/12).
Menurut Bayu, hal tersebut perlu dieduksikan kepada para pelaku karantina.
Walaupun ada dalam satu rombongan, sebaiknya karantina tetap dilakukan secara terpisah.
"Risiko mereka sama, sehingga sebaiknya dipisahkan dan jangan berinteraksi dulu. Walaupun boleh saja mereka sekamar," ungkapnya.
Bagi mereka yang sekamar, interaksi bisa dilakukan dengan sesama penghuni. Namun, tidak boleh ada interaksi dengan kamar lainnya, bahkan dengan petugas.
"Saat waktunya makan pun mereka harus tunggu makanannya ditaruh, lalu diambil dengan tetap menggunakan masker dan tak melakukan kontak dengan siapa pun," tuturnya.
Bayu memaparkan bahwa ada kemungkinan pengawasan di karantina terpusat tak seketat pada fasilitas mandiri.
Pasalnya, jumlah masyarakat yang ada di fasilitas karantina terpusat jauh lebih banyak dan bisa mencapai ribuan.
"Oleh karena itu, perlu kerja sama dengan masyarakat yang melakukan karantina. Jika dimungkinkan, perlu ada denda atau peraturan mengikat lainnya saat ada masyarakat yang melanggar," paparnya.
Kebijakan yang mengikat dan pemberian denda bagi para pelanggar di fasilitas karantina pun sudah diterapkan di beberapa negara lain.
"Hanya untuk meminjam charger dari kamar sebelah pun tidak boleh, walaupun dianggapnya hanya kontak sebentar dan masih memakai masker," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News