GenPI.co - Peneliti LP3ES Julia Suryakusuma mengatakan bahwa kualitas demokrasi secara global menurun selama pandemi covid-19 melanda.
Menurut Julia, kondisi demokrasi di 80 negara memburuk dengan kemunduran yang sangat tajam. Terutama, di negara yang tengah mengalami demokratisasi.
“Negara telah terbukti terlibat menyalahgunakan kekuasaan, membungkam kritik masyarakat, dan melemahkan lembaga-lembaga penting,” ujarnya dalam webinar “Kesetaraan Gender: Prasyarat Masyarakat Adil, Makmur, dan Kuat”, Selasa (28/12).
Kondisi tersebut menyebabkan rusaknya sistem akuntabilitas yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat selama pandemi.
“Dampak pandemi terhadap hak politik dan kebebasan sipil di beberapa negara menunjukkan tren negatif, bahkan sampai lima tahun ke depan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Julia memaparkan bahwa Bali Democracy Forum 2021 juga sangat mengecewakan.
Pasalnya, semua partisipan hanya mengatakan ulang apa yang disebutkan oleh salah satu pihak di dalam forum itu.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam Bali Democracy Forum 2021 juga sama dengan tahun sebelumnya.
“Semua yang dikatakan sudah diketahui, bahwa demokrasi global makin timpang selama pandemi. Namun, tak ada langkah konkret dalam memperbaiki demokrasi,” paparnya.
Julia mengaku tak heran dengan hasil dari Bali Democracy Forum 2021 yang terkesan seperti basa-basi saja. Sebab, demokrasi di Indonesia juga mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.
“Pemerintahan Indonesia bahkan dinilai sebagai despotisme baru oleh beberapa akademisi, baik dari dalam maupun luar negeri,” tuturnya.
Selain itu, peran oligarki juga meningkat selama pandemi berlangsung. Julia menegaskan kehadiran oligarki berperan buruk dalam kondisi demokrasi di Indonesia.
“Kekuasaan dan kekayaan hanya berada di tangan segelintir orang. Pemerintah tak lagi menjalani fungsinya dalam mengurus negara dan rakyatnya,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News