GenPI.co - Dalam rangka memeringati 100 tahun kelahiran Soedjatmoko, pada 10 Januari ini situs "Membaca Soedjatmoko" resmi diluncurkan.
Putri dari Soedjatmoko Galuh Wandita mengatakan, proyek ini digagas oleh ketiga putri sang ayah, yakni dirinya, Kamala Chandrakirana, dan Isna Marifa.
Galuh mengaku senang bahwa di 100 tahun kelahiran ayahnya ini, ada ruang dialog yang tercipta melalui website ini.
"Terutama untuk generasi muda yang ingin belajar tentang pencarian Soedjatmoko," kata Galuh dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1).
Akses situs web ini terbuka dan gratis untuk publik.
Karya-karya mutakhir Soedjatmoko kini telah didigitalisasi dari bentuk aslinya yang selama ini tersimpan di kediaman Soedjatmoko.
"Saat Soedjatmoko wafat pada 1989, dia meninggalkan lebih dari 300 tulisan," kata Kamala, salah satu putri Soedjatmoko.
Kamala mengatakan, tulisan-tulisan ini bukan jawaban dari pencarian-pencarian yang ayahnya cari selama hidupnya, bukan pula soal teori soal Indonesia.
Menurutnya, tulisan-tulisan Soedjatmoko ini mengangkat pertanyaan-pertanyaan mendasar, hingga ajakan untuk berpikir soal budaya, sastra, sosial, ekonomi, sains, hingga agama.
Tak puas dengan peluncuran website saja, Kamala ingin tulisan-tulisan Soedjatmoko menemukan relevansinya kembali di era kekinian.
Sebuah lomba menulis esai dengan tema Pemikiran-pemikiran Soedjatmoko dan Skenario Untuk Indonesia di Masa Depan pun digelar dan dapat diikuti oleh para pelajar SMA, kuliah, dan umum.
Selain itu, rencananya akan ada diskusi sepanjang tahun yang diadakan setiap bulan soal Soedjatmoko.
Diskusi pertama akan digelar hari ini oleh LP3ES dan puncaknya pada Desember 2022 dengan penerbitan majalah edisi khusus 100 tahun Soedjatmoko oleh majalah Prisma.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News