Ada Kabar Buruk di Indonesia, Pak Luhut Keluarkan Pesan Penting

15 Januari 2022 14:28

GenPI.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pesan penting untuk masyarakat Indonesia soal varian Omicron. 

Dia mengaku pihaknya telah menyiapkan skenario menghadapi lonjakan Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Salah satunya selalu mencari masukan dari pakar lintas disiplin guna menyiapkan skenario menghadapi lonjakan kasus Omicron di tanah air.

BACA JUGA:  Mendadak Pak Luhut Cabut Larangan Ini, CELIOS: Gertak Sambal

"Dari berbagai penelitian yang diberikan kepada saya oleh para teman-teman epidemiolog dan dokter, kita tahu bahwa varian Omicron ini menular sangat cepat, tetapi less severe atau tidak parah," ujar Luhut Binsar melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Menurut Luhut, walaupun terdapat angka kematian di beberapa negara, namun jumlahnya cukup rendah dari varian Omicron ini.

BACA JUGA:  Ekspor Batu Bara Kacau, Luhut Disebut Sering Langkahi Jokowi

"Walau begitu, kita mau agar lonjakan kasus konfirmasi ini bisa kita turunkan dan bagaimana upaya kita pascalonjakan Omicron ini," ungkap Luhut Binsar.

Sementara, salah satu pakar dari Eijkman Institute Amin Soebandrio menerangkan Indonesia sedang memasuki masa transisi penanganan Covid-19 dari varian Delta menuju Omicron.

BACA JUGA:  Indonesia Hadapi Lonjakan Kasus Omicron, Luhut Minta Saran Pakar

Oleh karena itu, pengawasan pada tingkat molekular perlu dipertajam, mengingat banyak hal yang belum diketahui mengenai varian ini.

"Sampai sekarang Omicron ini masih terus diteliti, kecepatan penularannya cepat. Walaupun ini merupakan varian yang berbeda dari Delta dengan tingkat kematian yang masih belum ada, tetapi kita perlu terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi," katanya.

Selain itu, Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Hari Kusnanto dan Epidemiolog dari FK Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menambahkana seharusnya pemerintah dapat menjaga kenaikan kasus tidak terlalu cepat dan juga tinggi (flattening the curve), sehingga puncak kasus akan terjadi di bulan Maret namun dengan jumlah kasus yang lebih rendah.

Hanya saja, pengendalian penularan varian Omicron dapat dilakukan jika protokol kesehatan, pembatasan mobilitas, pelaksanaan vaksinasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah terakomodasi dengan baik.

Pakar lainnya yaitu Erlina Burhan dan Siti Setiati dari FK Universitas Indonesia (UI) mengingatkan agar masyarakat tidak terlena dengan adanya narasi varian Omicron ini tidak seganas varian sebelumnya.

"Varian ini masih terus diteliti, dia less severe daripada Delta, tetapi masih terus diteliti. Ini bisa meningkat, jika kita tidak tegas dalam mengurangi transmisi atau transmisinya tinggi," tegas Dokter Siti.

Sosiolog UI Imam B Prasodjo juga menuturkan strategi yang selama ini sudah digunakan dalam aspek sosial sudah tepat.

Dia menilai, ada empat poin utama yang perlu terus dilakukan oleh pemerintah, yakni memperkuat koordinasi antarjajaran pemerintah serta aparat keamanan.

Strategi kedua, tambah Imam, adalah mendorong masyarakat melakukan public-pressure kepada sesamanya yang melanggar aturan protokol kesehatan; melakukan kampanye untuk meningkatkan ketahanan tubuh atau imunitas tubuh di dalam keluarga; dan juga mencoba melakukan pemberdayaan masyarakat di daerah melalui pendidikan agar tidak terjadi generation lost.

Adapun, hingga saat ini, varian Omicron sudah terdeteksi lebih dari 500 kasus konfirmasi di Indonesia.

Transmisi lokal pun telah terjadi di wilayah DKI Jakarta.(antara/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co