GenPI.co - Pengamat Militer dan Terorisme Beni Sukadis memberi tanggapan terkait terbunuhnya salah satu pimpinan ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi di Suriah Barat, Jumat (4/2).
Beni menyebut kejadian tersebut bisa berdampak pada nasib gerakan radikalisme yang berada di tanah air.
"Saya kira justru tidak terlalu berpengaruh, ya. Karena ISIS sendiri sudah kecil dan kini terpecah di Suriah," ujarnya kepada GenPI.co, Jumat (4/2).
Oleh sebab itu, menurut Beni, pecahan kecil tersebut tidak banyak memberi dampak atau pengaruh bagi kelompok ektrim atau teroris di tanah air.
"Menurut laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) beberpa tahun lalu, kelompok Jad, JAT, JI, dan lain-lain sudah tak bisa bergerak bebas," katanya.
Bahkan, Beni juga mengatakan bahwa kelompok ekstrem tersebut sudah tak memiliki banyak ruang untuk bergerak karena selalu terpantau.
"Secara relatif Polri bisa mengatasi ancaman mereka hingga saat ini. Jadi, sebenarnya ancaman teroris sangat berkurang dibandingkan 10 ato 15 tahun lalu," tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri menilai terbunuhnya pimpinan teroris tidak menyurutkan niat untuk melakukan aksi. Melainkan akan meumbuhkan semangat baru para teroris.
"Dalam sejarahnya, pengalaman menunjukan bahwa matinya pucuk pimpinan kelompok teror selalu muncul pemimpin baru," ucapnya.
Oleh sebab itu, Gufron mengimbau pemerintah untuk tetap siaga dan berkomitemen untuk menjaga kedaulatan dari radikalisme.
"Faktor terpenting upaya di dalam negerinya sendiri, yaitu komitmen dan keseriusan pemerintah untuk menangani faktor pemicu ekstremisme kekerasan," tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News