Revisi Konten, Festival Lembah Baliem Tetap Memukau

06 Agustus 2018 23:05

Festival Lembah Baliem 2018 penuh menyajikan seni budaya. Beragam kearifan lokal akan disajikan secara bulat. Sehari jelang pembukaan event, revisi konten festival dilakukan. Harapannya, menguatkan pengalaman para wisatawan akan budaya wilayah Jayawijaya.

Opening ceremony Festival Lembah Baliem 2018 akan dilakukan Selasa (7/8). Lokasinya di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Menempati venue dengan luas 400 meter persegi, ragam tarian dan kerajinan tangan tangan pun ditampilkan.

“Perubahan masih dilakukan sampai hari ini (Senin, 6/8). Untuk pembukaan, kami akan sajikan pentas seni budaya seluruhnya. Rencana program nikah massal dibatalkan. Sebab, jumlah pesertanya masih di bawah harapan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jayawijaya Alpius Wetipo, Senin (6/8).

Sedianya, pembukaan festival akan menyajikan program nikah massal. Agenda nikah massal diarahkan mengejar rekor MURI. Festival ini sudah menargetkan jumlah peserta hingga 200 pasangan. Sosialisasi juga sudah dilakukan sejak awal.

“Slot yang seharusnya untuk program nikah massal akhirnya diisi tarian seluruhnya. Kami ini sudah menyiapkan beberapa tarian kolosal. Dijamin lebih menarik,” terangnya.

Tarian tradisional Etae Waling akan ditonjolkan. Tarian ini merupakan selebrasi kemenangan dari sebuah peperangan. Disajikan kolosal, tarian tradisional ini akan diikuti oleh 100 penari. 

“Dengan tarian tradisional ini, suasana khas Bumi Papua akan semakin kental. Wisatawan akan dibawa masuk lebih dalam. Untuk itu, kami memilih menghilangkan program nikah massal dan menggantinya dengan tarian ini,” jelas Alpius lagi.

Usai menjalani berbagai ritual opening ceremony, simulasi Perang-Perangan pun disajikan dalam konsep teatrikal. Tari Perang-Perangan ini diikuti oleh 30-40 orang. Mereka akan memeragakan beragam strategi perang dari masyarakat lokal.

“Atraksi tarian perang selalu dikemas secara menarik. Pesertanya banyak. Mereka merupakan prajurit-prajurit terbaik dari suku besar di sini,” katanya.

Berbagai ornamen khas Papua pun bisa dinikmati secara leluasa oleh wisatawan. Sebab, peserta Tarian Perang ini akan mengenakan baju adat khas Suku Hugula.  Alpius menerangkan, Festival Lembah Baliem juga akan dipakai untuk meluruskan sejarah. Sebab, Pegunungan Jayawijaya hanya dihuni oleh satu suku yaitu Hugula.

“Perlu diketahui di sini hanya ada satu suku saja. Namanya Suku Hugula. Kami tidak tahu asal muasal munculnya nama Suku Dani. Jadi, yang benar Suku Hugula bukan Suku Dani,” terang Alpius lagi.

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co