GenPI.co - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengumumkan pihaknya masih terus berupaya untuk menciptakan sekolah yang inklusif, khususnya bagi siswa sekolah dasar (SD) berkebutuhan khusus.
Direktur Sekolah Dasar Kemdikbudristek Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa siswa berkebutuhan khusus pun harus dapat dipahami penyebabnya.
Menurut Sri, ada anak berkebutuhan khusus yang disebabkan oleh hambatan. Namun, ada juga yang berkebutuhan khusus karena sang anak memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.
"Pendidikan inklusif harus mampu mengikutsertakan seluruh anak berkebutuhan khusus yang dimaksud," ujar Sri Wahyuningsih dalam acara “Pendidikan Inklusif, Solusi Mencegah Diskriminasi”, Rabu (9/2).
Sri Wahyuningsih mengatakan bahwa faktor terpenting dalam melaksanakan pendidikan inklusif adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM).
"Tenaga pendidik harus disiapkan. Harus ada kerja sama dengan pendidikan khusus sebagai pusat untuk membantu layanan pendidikan reguler menjadi layanan pendidikan inklusif," katanya.
Selain guru dan tenaga pendidikan, orang tua dan masyarakat sekitar juga harus ikut dipersiapkan dalam menciptakan pendidikan inklusif.
Menurut Sri Wahyuningsih, pemahaman orang tua dan masyarakat dinilai penting, karena keduanya juga merupakan pemangku kepentingan di dalam satuan pendidikan.
"Melalui pendidikan inklusif, akan terbangun pendidikan yang non diskriminatif. Indahnya keberagaman harus ditanamkan sejak dini," tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Wahyuningsih memaparkan kesiapan fasilitas juga diperlukan dalam menciptakan satuan pendidikan yang inklusif.
"Ada atau tidak ada peserta didik yang memiliki perbedaan, fasilitas sekolah tetap harus memperhatikan akses bagi seluruh pihak. Ini kami dorong lewat pemberian dana alokasi khusus (DAK)," imbuhnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News