Nadiem Sebut Pandemi Memperparah Krisis Pembelajaran di Indonesia

11 Februari 2022 18:20

GenPI.co - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengakui krisis pembelajaran di Indonesia makin parah akibat kehilangan pembelajaran (learning loss) selama pandemi covid-19.

Menurut Nadiem, learning loss di bidang literasi bahkan setara dengan ketertinggalan selama enam bulan belajar.

“Sementara itu, learning loss di bidang numerasi setara dengan ketertinggalan selama lima bulan belajar,” ujarnya dalam Konferensi Pers Merdeka Belajar Kemdikbudristek, Jumat (11/2).

BACA JUGA:  Pendiri KedaiKopi Berharap Pers Tetap Jadi Pilar Demokrasi

Nadiem menegaskan angka tersebut bahkan masih berupa rata-rata. Artinya, masih banyak sekolah yang mengalami learning loss lebih parah dari angka tersebut.

“Rata-ratanya saja sudah lima-enam bulan, bisa kita bayangkan daerah-daerah terpencil, diperkirakan mereka tertinggal sekitar delapan hingga sepuluh bulan pembelajaran,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Wakapolda Kepri Buka Pendidikan Pembentukan 196 Bintara

Meskipun buruk, kondisi tersebut ternyata merupakan hasil positif dari langkah Kemdikbudristek yang meluncurkan Kurikulum Darurat di awal pandemi covid-19 pada 2020.

Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan kurikulum biasa untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran selama pandemi covid-19.

BACA JUGA:  Profil Bu Kasur, Tokoh Pendidikan yang Jadi Google Doodle

Menurut Nadiem, sekolah yang beralih ke Kurikulum Darurat memiliki angka learning loss yang lebih sedikit dibandingkan sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2013

“Kurikulum Darurat ini tidak kita paksakan kepada sekolah-sekolah untuk menerapkannya. Namun, terbukti sudah 31,5 persen sekolah beralih dan peralihan itu berdampak positif,” tuturnya.

Hal tersebut mencerminkan bahwa kepadatan materi yang selalu diinginkan di tiap pembelajaran tak lagi berdampak positif pada siswa, terutama di masa pandemi covid-19.

“Makin ringkas dan sederhana pendalaman materi justru makin baik untuk siswa. Ini saatnya kita punya kurikulum yang lebih sederhana, ringkas, dan fleksibel,” paparnya.

Oleh karena itu, Kemdikbudristek resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka yang dinilai lebih efektif dalam menutup learning loss selama pandemi covid-19.

“Kurikulum Merdeka mampu mendukung learning loss recovery dan mengejar ketertinggalan kita dengan pendidikan di negara-negara lain,” katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co