GenPI.co - Praktisi komunikasi Roro Ajeng Sekar Arum menilai kemajuan teknologi juga bisa memunculkan bahaya terselubung bagi generasi muda.
Menurutnya, mereka bisa tersesat dalam derasnya arus informasi yang mengandung hoaks.
"Di titik inilah, anak-anak muda memerlukan kemampuan berpikir kritis, kreatif serta solutif dalam menyaring informasi," kata Roro dalam pelatihan Leadership Development Beswan Djarum dalam keterangannya, Selasa (29/3).
Pakar Digital Strategist dan Content Writer ini mengatakan kemampuan berpikir kritis, kreatif serta mampu menghasilkan solusi merupakan bagian dari metode design thinking yang dapat diterapkan oleh generasi muda.
Dalam materi bertajuk Design Thinking in Written Communication tersebut, Roro mencontohkan saat ini bermunculan berbagai macam bentuk konten yang tidak sehat untuk masyarakat.
Salah satu yang sedang marak adalah konten bernuansa ‘flexing’ atau dapat dipahami sebagai pamer harta dan gaya hidup mewah di media sosial.
“Contohnya konten flexing yang sedang ramai di kalangan para content creator atau influencer, informasi dari mereka belum tentu benar," ujarnya.
"Banyak influencer yang tertangkap berbohong saat melakukan flexing. Bayangkan bila kita tidak berpikir kritis, kita pasti termakan oleh kebohongan tersebut," sambungnya.
Menurut Roro, dengan kemampuan berpikir kritis, seseorang akan berpikir secara perlahan dan
melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian, keputusan yang diambil akan lebih sesuai dengan permasalahan yang ada karena dipikirkan secara matang dan hasilnya pun tidak bias.
Selain berpikir secara kritis, para generasi muda juga diharapkan mampu berpikir secara kreatif
dalam menghadapi suatu permasalahan.
Dengan berpikir kreatif, seseorang mampu melihat berbagai opsi penyelesaian atas berbagai permasalahan yang ada.
“Dengan berpikir kreatif berarti kita berusaha melatih diri kita untuk menemukan ide dan gagasan baru serta mengurai ‘overthinking’ akan suatu permasalahan," jelas Alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012 ini.
Sementara itu, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo mengatakan materi ini dengan tujuan agar generasi muda lebih berhati-hati mengolah informasi yang diperolehnya.
.
“Kami berharap soft skills yang diajarkan kepada para Beswan Djarum ini dapat menjadi modal bagi generasi muda dalam membentengi diri terhadap informasi yang tak jelas," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News