GenPI.co - Kebakaran lahan paling luas berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun kebakaran tersebut tak mengakibatkan asap yang berdampak buruk pada lingkungan.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo Rapat Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Jakarta, Rabu (21/8)
“ Tidak ada asap karena yang terbakar adalah rumput,” tambah Doni.
Ia juga mengatakan, 99 persen penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan merupakan ulah manusia. Hanya 1 persen yang terjadi disebabkan oleh alam.
Baca juga:
BMKG: Waspadai Bencana Kekeringan di Jakarta dan Banten
BMKG: 11.557 Gempa Bumi di Indonesia Terjadi Sepanjang 2018
Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto dalam pemaparannya mengatakan bahwa BMKG telah memprediksi puncak musim kemarau jatuh di bulan Agustus dan September.
Ia juga menyoroti jumlah titik api fluktuatif pada beberapa waktu belakangan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. “Jumlah titik api yang terpantau sudah melebihi total titik api yang terjadi di 2018,” tambahnya .
Pemerintah, lanjutnya, harus memikirkan cara agar kebakaran hutan dan lahan tidak semakin meluas. Lalu harus pula upayakan tindakan pencegahan tidak agi terjadi kebakaran di waktu-waktu mendatang.
Selain Wiranto dan Doni Monardo, rapa koordinasi itu juga dihariri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution,Menko PMK Puan Maharani, Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar dan dari kementerian lembaga terkait lainnya.
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News