Agus Suwage, Sang Perupa Murni Tanah Air yang Mendunia

05 Juni 2022 01:40

GenPI.co - Agus Suwage baru saja memperkenalkan seluruh karyanya kepada publik di Museum Macan, yang terletak di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mulai Sabtu (4/6).

Ada lebih dari 80 karyanya yang akan dipertontonkan kepada masyarakat secara perdana mulai hari ini sampai dengan 15 Oktober 2022 nanti.

Lebih dari 80 karya yang ditampilkan mencakup karya lukis, patung, hingga instalasi.

BACA JUGA:  Libur Akhir Pekan, Yuk Belajar Membatik di Museum Tekstil!

Karya-karyanya banyak menggambarkan bagaimana sebuah generasi hanyut dalam perubahan-perubahan sosial dan politik karena pengaruh reformasi dan globalisasi.

Sebagai informasi, Agus Suwage lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 14 April 1959. Dia terlahir dalam sebuah keluarga Kristiani keturunan Tionghoa-Jawa.

BACA JUGA:  Libur Akhir Pekan ke Museum Macan, Ada 7 Spot Foto Menarik

Orangtuanya bernama Oei Hien Hwat (yang kemudian menjadi Wage Djunaedi) dan Ratna Christiani. Kedua orangtuanya merupakan pengusaha.

Sang bunda, Ratna Christiani, memberinya nama 'Oei Hoek Sioe'

BACA JUGA:  Museum Macan Gelar Pameran Agus Suwage The Theater of Me

Pada 1967, nama Tionghoanya diubah dari 'Oei Hoek Sioe' menjadi nama Jawa, 'Agus Susanto'. Untuk panggilan Wage sendiri diambil dari nama ayahnya.

Beberapa tahun kemudian, perupa tersebut pindah ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di SMA Kolese De Britto.

Setelah lulus dari bangku SMA, Suwage melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, yaitu sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada 1984, secara perdana, Suwage berpartisipasi dalam pameran grup pertamanya. Saat itu, dia menggelar pameran bersama teman-teman perupanya di kampus Bandung tersebut.

Agus turut tergabung bersama perupa Irawan Karseno.

Seusai mengenyam pendidikan selama beberapa tahun di ITB, pada 1986, Agus Suwage dinyatakan lulus. Sesudah lulus, ia langsung pindah ke Jakarta dan mulai bekerja di sebuah biro desain grafis.

Selang beberapa tahun, dia bersama Irawan Karseno mendirikan studio desain grafis di Jakarta bernama Work Gallery.

Sembari terus melukis, Suwage menjalankan usaha desain dengan menggunakan ruangan-ruangan kantornya sebagai studio lukis dan galeri mini untuk memakan Karya-karyanya.

Setelah merasa cukup dengan kemampuannya, Suwage memutuskan menjadi perupa penuh waktu pada 1995.

Pada tahun yang sama, Suwage memutuskan menikahi wanita yang memiliki pekerjaan sama dengannya yaitu Titarubi. Dia pun memutuskan untuk menjadi Muslim.

Tak hanya tampil di Indonesia, beberapa karyanya pun telah sampai ke mancanegara, seperti negara China, Amerika Serikat, Singapura, Swiss, Jerman, dan masih banyak lainnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co