GenPI.co - Perusakan kantor Berita ANTARA di Papua turut membuat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pusat buka suara. Perusahaan media diminta mengukur potensi kekerasan terhadap jurnalis yang dikrim ke Papua untuk peliputan.
Kepada ANTARA, Ketua Bidang Advokasi AJI Pusat Sasmito Madrin mengatakan, faktor keselamatan jurnalis tetap penting. Perusahaan media tempatnya bekerja harus memiliki standar operasional prosedur (SOP) jika sampai mengalami kekerasan
"AJI berharap perusahaan media bisa mengukur potensi kekerasan terhadap jurnalisme yang dikirim di lapangan," kata Sasmito, Jumat (30/8) di Jakarta.
Baca juga:
Kantor ANTARA di Papua Dirusak, Ketua PWI Pusat Berang
Kantor Berita ANTARA Biro Papua Hancur Dirusak Massa Demo
Bagi para jurnalis yang tengah bertugas di Papua, AJI mengingatkan untuk selalu memegang teguh kode etik jurnalistik. Pemberitaan-pemberitaan yang dihasilkan harus berpedoman pada prinsip jurnalisme damai.
“Tetap menulis fakta di lapangan, namun bukan dengan tujuan memprovokasi tapi lebih mengedepankan untuk terciptanya perdamaian di sana," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kantor ANTARA biro provinsi Papua tekena dampak demonstrasi massal di Kota Jayapura, Kamis (29/8). Kaca jendela depan kantor itu rontok karena dilempari pengunjukrasa dengan batu.
Kantor ANTARA berada di kawasan di kawasan Dok V Bawah, Jayapura. Letaknya bersebelahan dengan kantor Komnas HAM.
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News