GenPI.co - Ali, penjual hewan kurban,dia duduk di pinggir trotoar sambil sesekali memberikan pakan kepada kambing dagangannya.
Matanya memandangi ratusan kendaraan bermotor yang melintas di depannya sembari berharap satu atau dua dari mereka berhenti di depan dagangannya.
Ali menjajakan dagangannya di Jalan Cideng Timur, Jakarta Pusat, tepatnya di bawah JPO Pasar Tomas.
Dia mulai memamerkan kambing-kambingnya di trotoar sejak H-3 Iduladha.
"Baru bisa berjualan H-3 soalnya sebelum itu enggak dibolehin," kata Ali saat ditemui di Cideng, Jakpus, Jumat (8/7).
Di lapak Ali, dia hanya menjajakan kambing saja. Sebenarnya itu pun bukan kambing milik Ali.
Ali hanya tangan kedua dan mengambil kambing dari peternak.
"Ada 20 atau 30 ekor. Ya, buat manjangin hari aja biar dapur ngebul," tuturnya.
Selama tiga hari berjualan, Ali hanya mampu menjual beberapa kamping saja.
"Alhamdulillah selama tiga hari ini baru laku empat," ujarnya.
Pria asli Cideng itu pun harus berjibaku dengan waktu. Dua hari lagi Iduladha.
"Ada instruksi dari kelurahan, Iduladha enggak boleh berjualan," tuturnya.
Dia menjelaskan trotoar yang menjadi tempat jualannya harus kembali bersih sebelum Iduladha.
"Dijamin bersih lagi," ucap dia.
Ali menjual kambing dengan harga yang bervariasi, antara Rp 2,5 juta - Rp 3 jutaan
Dia menerangkan yang membedakan harga kambing tergantung dari tinggi badan dan beratnya.
Ali berharap Iduladha tahun depan aturan soal berjualan di trotoar lebih bijak.
Dia menginginkan pemerintah mengizinkan para penjual kambing berjualan di trotoar lebih lama, misalnya, H-7.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News