Penyebab di Balik Tudingan Eksploitasi Anak PB Djarum

08 September 2019 20:03

GenPI.co— Buntut panjang Djarum Fondation dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghasilkan keputusan dihentikannya Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis pada tahun 2020. 

Setelah ditelusuri Genpi.co, hal ini bermula dari sebuah thread Yayasan Lentera Anak di Twitter melalui akunnya @lenteraanak_ pada tanggal 8 Agustus 2019.

Dalam cuitannya tersebut yayasan ini menjelaskan bahwa ada dugaan  ekspoloitasi anak dibalik Audisi Beasiswa Bulutangkis PB Djarum. Mereka juga menjelaskan runutan sejarah berkembangnya audisi beasiswa tersebut.

"Sejak 2016, Djarum menggelar audisi beasiswa bagi anak-anak untuk mendapatkan pelatihan bulu tangkis.  Awalnya audisi diperntukan bagi remaja yang  berusia 15 tahun dan pada 2017 peserta audisi yang dijaring lebih muda," tulis Instagram @lenteraanak_.

Pengalaman panjang tentang butangkis memang dimiliki oleh Djarum, hingga pada tahun 1974 mereka mendirikan Persatuan Bulutangkis Djarum di Kudus Jawa Tengah. 

Ada pihak yang menilai Djarum menjadikan audisi pencarian bakat ini sebagai strategi pemasarannya. Kabarnya hal tersebut diinisiasi sejak adanya PP No.109 Tahun 2012 tentang

Pengamanan Kesehatan, yang merupakan regulasi turunan Undang-Undang No. 36/2009 tentang Kesehatan.

Dalam UU tersebut diatur mengenai pembatasan iklan rokok di berbagai media. 

Nah, Menurut lembaga tersebut setiap audisi peserta diharuskan mengenakan kaos dengaa tulisan ‘Djarum’ pada bagian depan. 

"Pada audisi ini peserta diharuskan mengenakan kaos dengan tulisan besar “DJARUM” dibagian depan kaos dengan jenis huruf (font) & warna tulisan Djarum sama dengan jenis huruf (font) & warna merek rokok Djarum. Selain itu selama kegiatan berlangsung anak juga terpapar brand image Djarum,” tulis @lenteraanak_. 

Thread tersebut juga menjelaskan bahwa peserta seleksi mengetahui ‘Djarum’ tersebut merupakan merek rokok setelah mengikuti audisi. Pada akhirnya, membuat rokok seolah menjadi hal yang lumrah. 

“Audisi ini membuat rokok terlihat normal, bukan sebagai produk yang berbahaya bagi kesehatan. Liza Djaprie, Psikolog mengatakan bahwa otak anak seperti spons. Menyerap semua informasi yang diterima sesuai yang tersampaikan.”

Sementara ribuan anak yang menjadi peserta akan menganggap bahwa rokok adalah produk yang baik, terasosiasi dengan olahraga, dan Djarum adalah perusahaan yang dermawan dan peduli dengan pengembangan badminton.

Dalam keterangannya pada pers pada Sabtu (7/9/2019), Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengemukakan audisi bulu tangkis tidak ada kaitannya dengan produk rokok yang dihasilkan Djarum.

“Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Tahun lalu pun kami dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kami  bukan produk rokok," ujar Yoppy dikutip dari portal PB Djarum.
 

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co