GenPI.co - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori memuji langkah Presiden Jokowi dalam membangun bendungan sangat tepat.
Sebab, hasil dari pembangunan itu sudah dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut, yakni dari 2019 hingga 2022.
“Surplus itu pasti karena andil banyak faktor, salah satunya pembangunan infrastruktur irigasi, bendungan, embung, dan sejenisnya. Langkah-langkah itu untuk memastikan usaha tani mendapatkan kecukupan air,” kata Khudori saat dihubungi, Senin (29/8).
Menurut Khudori, Presiden Jokowi menyadari betul jika ketersediaan air menjadi hal utama bagi para petani.
“Di tengah anomali iklim, ketersediaan air menjadi krusial bagi usaha tani. Pembangunan infrastruktur irigasi, bendungan, dan embung dimulai sejak era pertama Presiden Jokowi,” ujarnya.
Buat Khudori, langkah presiden membangun puluhan bendungan, ribuan embung dan jutaan irigasi ini untuk masa depan petani Indonesia.
“Ini investasi jangka panjang. Hasilnya antara lain bisa dinikmati sekarang. Pembangunan 38 bendungan itu, kalau tidak salah, adalah rencana hingga 2024,” ungkapnya.
“Dan ini rencana sejak 2019. Ini, sekali lagi, investasi jangka panjang. Penting juga sebagai antisipasi ancaman krisis pangan di masa depan,” jelasnya.
Khudori yang juga anggota Pokja Dewan Ketahanan Pangan itu menilai hasil dari pembangunan itu tidak hanya dinikmati dalam 1-2 tahun, tapi beberapa tahun ke depan.
“Infrastruktur irigasi sudah lama tidak jadi perhatian pemerintah. Infrastruktur yang ada itu sebagian besar peninggalan era Orde Baru,” tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News