GenPI.co - Koordinator Lapangan Aksi Kang Mas Lutfi menyatakan driver ojek online (ojol) menginginkan agar tarif batas dikembalikan menjadi Rp 9.600 per kilometer.
Seperti diketahui, ribuan ojol menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2022).
Salah satu tuntutan yang disampaikan mereka soal pendapatan ojol.
Lutfi mengaku pihaknya tidak menginginkan tarif turun, hingga dikembalikan lagi seperti semula.
"Sebelumnya Rp 9.600 ribu, sekarang Rp 8 ribu," kata dia di depan gedung DPR RI.
Lutfi berharap tarif Rp 9.600 ribu berlaku untuk semua aplikasi ojol.
Menurut dia, ada faktor persaingan yang tidak sehat menyebabkan tarif ojol diubah, khususnya aplikator pendatang baru yang masih senang membakar duit.
"Sudah tidak sehat persaingannya. Ada yang Rp 6.400 ribu dan Rp 8 ribu," jelasnya.
Lutfi menambahkan tarif tersebut membuat orderan menjadi sepi karena orang lebih memilih yang murah.
Sementara itu, Lutfi menyebut kenaikan tarif ojol bukan berarti membuat driver-nya sejahtera.
Dia menegaskan ketika tarif naik tentu potongannya juga akan naik.
"Sekarang saja sudah lebih dari 20 persen potongannya, yakni ada biaya pemesanan aplikasi, tanam pohon, dan lain sebagainya," terangnya.
Lutfi mencontohkan jika jarak dekat 0,3 kilometer pada aplikasi akan muncul Rp 8.000, driver hanya mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 5.000.
Sebagai informasi tambahan, demonstrasi ojol ini juga menuntut revisi UU Nomor 22 Tahun 2019 terkait potongan pendapatan mitra, perjanjian kemitraan, dan menolak kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan resmi menunda kenaikan tarif ojol yang seharusnya mulai berlaku pada Senin (29/8/2022).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News