GenPI.co - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (6/9), untuk melawan kebijakan pemerintah soal BBM.
Seperti diketahui, pemerintah resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9).
Menurut Said, demonstrasi menjadi pergerakan massa yang bertujuan untuk melawan kebijakan pemerintah.
Dia mengaku optimis pergerakan massa bisa menuai hasil positif berkaca pada isu Jaminan Hari Tua (JHT).
"Kami JHT bisa menang. Saya termasuk orang yang percaya bahwa Presiden Republik Indonesia Jokowi akan mendengar apabila rakyat bergerak," ucap dia.
Said menyatakan isu JHT menandakan Presiden Jokowi mau mendengar aspirasi rakyat.
"Namun, kalau rakyat cuma diam, tentu akan mengalami kemiskinan secara struktural," ungkapnya.
Sementara itu, Said mengajak media berkolaborasi untuk menolak kenaikan harga BBM.
Dia juga meminta agar netizen berani menyuarakan aspirasinya terkait penolakan kenaikan harga BBM.
Said Iqbal menyebut pihaknya menginginkan DPR membentuk panitia khusus (pansus) soal BBM.
Hal itu karena adanya perbedaan harga yang siginifikan antara Vivo dan Pertamina.
"Pintu masuknya gampang. Kenapa Vivo bisa Rl 8.900 ribu dan Pertalite Rp 10 ribu? Kenapa Malaysia dengan Ron lebih bagus bisa Rp 7 ribu?" kata dia.
Dia juga mengatakan kaum buruh bakal terus melakukan demonstrasi hingga Desember 2022 apabila harga BBM tak kunjung turun. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News