GenPI.co - Mendikbudristek Nadiem Makarim disenggol lantaran gaji pegawai honorer Balai Guru Penggerak (BGP) belum dibayar selama empat bulan.
Pengamat Pendidikan abad 21 Indra Charismiadji menilai Nadiem hanya suka sesumbar dan memberikan janji kosong.
"Heran saya, Mas Nadiem show up ke mana-mana, bikin podcast untuk memengaruhi guru. Apa enggak sadar ya program-programnya itu kebanyakan PHP (pemberi harapan palsu)," ujarnya dilansir dari JPNN.com, Senin (19/9).
Indra mengatakan PNS BGP baru menerima gaji pokok, tetapi tunjangan mereka belum cair dari Juni 2022.
Nasib lebih nahas menimpa pegawai BGP honorer, karena mereka belum mendapatkan gaji sama sekali sejak Juni.
Pegawai PNS maupun honorer sudah merasa dizalimi dengan perubahan kebijakan Kemendikbudristek yang tanpa rencana dan mekanisme matang.
Terungkap juga jumlah pegawai guru tenaga kependidikan (GTK) tiba-tiba jadi banyak, padahal yang dikerjakan sama dengan tugas pegawai BGP.
Para GTK dinilai juga hanya menjalankan program guru penggerak (PGP), program sekolah penggerak (PSP), dan implementasi kurikulum merdeka (IKM).
“Apakah ini yang namanya reformasi birokrasi dan transformasi pendidikan?," cetus Indra.
Lebih lanjut, para pegawai BGP, baik PNS maupun honorer, mengaku saat ini merasa seperti pegawai pabrik.
Mereka tidak diberi ruang inovasi sama sekali oleh Kemendikbudristek untuk membuat program inovasi.
Dengan kondisi seperti itu, Indra kembali mempertanyakan pernyataan Nadiem yang menjanjikan kesejahteraan guru lewat RUU Sisdiknas.
"Bagaimana berani ngomong guru akan sejahera. Timnya sendiri saja sudah 4 bulan tidak digaji. Apakah masih mau percaya dengan janji-janji dan bualan Mas Nadiem," tuturnya. (jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News