GenPI.co - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pacitan Sumorohadi menjelaskan program Lumbung Padi Sosial menjadi salah satu kunci sekaligus titik terang soal tantangan yang sering dihadapi.
Menurut dia, selama ini penyaluran logistik saat terjadi bencana alam sering berjalan lama.
Dia mencontohkan penyaluran logistik dari Jakarta ke Pacitan memerlukan waktu panjang.
“Lewat tol saja (memerlukan waktu, red) hingga 10 jam,” kata Sumorohadi beberapa waktu lalu.
Dia memberikan contoh nyata, yakni saat banjir melanda Kabupaten Pacitan pada 2017.
“Bencana tersebut pun mengakibatkan beberapa jalur menuju Kabupaten Pacitan terputus,” ucapnya.
Menurut dia, ada banyak faktor yang menyebabkan penyaluran logistik menjadi sangat lama.
Di antaranya ialah akses terputus. Kepala Dusun Kiteran, Desa Rembang, Slamet Riyadi menjelaskan wilayahnya kesulitan bahan pangan saat bencana melanda pada 2017.
Menurut dia, mengandalkan bantuan dari luar juga sangat sulit dilakukan.
“Pendistribusian logistik terhambat putusnya akses menuju Pacitan akibat banjir dan tanah longsor,” terang Slamet.
Hal itulah yang membuat Kementerian Sosial membentuk Program Lumbung Sosial sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar menghadapi bencana.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Diannitta Agustinawati menyambut baik program itu.
Menurutnya, Lumbung Sosial di Kabupaten Pacitan cukup efektif dan membantu pemenuhan kebutuhan logistik masyarakat jika terjadi bencana.
”Jarak antara desa satu dan lainnya di Pacitan ini cukup berjauhan. Kalau di situ sudah ada Lumbung Sosial, pasti akan lebih cepat memberikan bantuan kepada masyarakat,” tegas Diannitta.
Anggota Komisi VIII DPR Bukhori pun menyatakan dukungan penuh terhadap Lumbung Sosial ini.
“Program itu memberi kenyamanan dan kemudahan bagi Kementerian Sosial untuk membantu masyarakat terdampak bencana. Masyarakat terdampak bencana juga diuntungkan dengan cepatnya respons Kemensos,” kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News