Ngopi Sambil Nikmati Kearifan Lokal Desa Adat Osing Kemiren

26 Februari 2018 14:48

BANYUWANGI - Bertandang ke Banyuwangi, rugi besar kalau tak melirik Desa Wisata Osing. Suasananya yang sangat cozy menyajikan balutan kultur mumpuni. Tak heran, para pelancong lokal dan wisatawan manca negara (wisman) banyak yang sudah ke sini.

Konsep wisatanya juga sangat kekinian loh, dengan grand design-nya ekoturisme atau arah pengembangan pariwisatanya berwawasan lingkungan. Komplit dengan konservasi alam yang mumpuni. Lebih kerennya lagi, ada pemberdayaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal.

Kebudayaan aslinya? Jangan ditanya lagi. Dijamin keren poll. Pantas saja Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menetapkan Desa Wisata Osing sebagai cagar budaya.

Nah, bagi yang penasaran, silakan datang ke sana. Aksesnya gampang kok. Lokasinya ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah di Kabupaten Banyuwangi. Adat istiadatnya tidak kalah dengan Bali. Setiap harinya, tamu yang datang bisa dengan leluasa melihat sambil menikmati suguhan kearifan lokal suku Osing (Using).

Cara bercocok tanam misalnya. Masyarakat Kemiren kerap menggelar tradisi selamatan sejak menanam benih, saat padi mulai berisi, hingga panen. Semuanya serba tradisional. Saat masa panen sekali pun, petani menggunakan ani-ani diiringi tabuhan angklung dan gendang yang dimainkan di pematang-pematang sawah.

Atraksi lainnya adalah momentum menumbuk padi. Di sini para perempuan memainkan tradisi gedhogan, yakni memukul-mukul lesung dan alu sehingga menimbulkan bunyi yang enak didengar. Musik lesung ini menjadi kesenian yang masuk dalam warisan budaya asli suku Using.

Tidak ketinggalan pesona arsitektur lokal Desa Wisata Osing yang memanjakan mata. Ada anjungan wisata di utara desa yang bisa dikunjungi. Anjungan ini dikonsep menyajikan miniatur rumah-rumah khas Using. Di lokasi ini, semua kesenian warga dipertontonkan kepada tamu.

Tempat rekreasinya juga oke. Di sana ada fasilitas wisata seperti kolam renang, tempat bermain, dan tentu saja ada bangunan rumah khas masyarakat Osing. Ada juga bangunan museum modern yang mamajang berbagai perlengkapan dan pernik budaya Osing. Cukup dengan uang Rp 5.000 untuk tiket masuk, Anda sudah bisa menikmati fasilitas rekreasi sepuasnya.

Kulturnya juga oke punya. Salah satunya adalah Barong Osing. Barong berciri khas sebagai wujud Singa bersayap dan bermahkota bisa dilihat di Paduraksa cungkup Makam Sunan Drajat. Tampilan hewan ajaib, dengan mata melotot, bertaring, bisa dinikmati di sana.

Seni Tradisional

Masih kurang puas? Coba langkahkan kaki ke Sanggar Genjah Arum. Sanggar ini ibarat sebuah museum yang berada di Desa Adat Kemiren Banyuwangi. Saat berada di dalamnya, Anda akan serasa kembali ke Banyuwangi di masa lampau. Di sana ada tujuh rumah adat yang usianya sudah sangat tua dan juga beberapa ornamen kuno yang membuat suasana tempo dulu semakin terasa kental.

Juga Angklung Paglak, sebutan untuk sebuah gubuk kecil yang dibuat dari bambu dengan atap ijuk. Berbeda dengan gubuk kebanyakan, paglak dibangun setinggi 10 meter dari tanah dengan menggunakan empat batang bambu sebagai penyangganya. Jadi, Angklung Paglak merupakan permainan musik yang dilakukan di atas gubuk tersebut. Seni musik ini menjadi salah satu adat kebudayaan yang dilestarikan di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, hingga sekarang.

Tari Gandrung pesona budaya lain yang bisa ditemui di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, adalah pertunjukan Tari Gandrung yang sangat memikat. Sambil bersantai di Sanggar Genjah Arum, pengunjung akan dimanjakan oleh penari yang menghibur.

Selain itu, pengunjung juga wajib memcicipi Kopi Using Desa Adat Kemiren Banyuwangi, atau kopi khas masyarakat Using yang dikenal memiliki cita rasa yang begitu nikmat. Selain mencicipi, pengunjung juga bisa praktik langsung proses pengolahannya mulai dari menyangrai, menumbuk biji kopi, menyaring bubuk kopi sampai praktik cara penyajian kopi. Diolah menjadi minuman kopi jenis apapun, mulai dari espresso atau robusta, rasanya pasti akan terasa lebih nikmat.

Akses dan Akomodasi

Aksesnya juga dijamin mudah dijangkau. Desanya hanya terpat 8-10 km dari pusat kota Banyuwangi. Jika naik kendaraan sewaan, durasinya hanya 15 menit dari pusat Kota Banyuwangi. Dari simpang lima Banyuwangi, ambil rute ke arah barat – Jalan Jaksa Agung Suprapto-Jalan HOS Cokrominoto-melewati rel kereta-pertigaan Patung Barong-hingga melewati gapura masuk Desa Kemiren. Dari situ lurus terus melewati pertigaan yang ada kepala barongnya, lalu ambil kiri. Taman Wisata Osing ada di kanan jalan. Dari Stasiun Karangasem, durasinya sekitar 10 menit.

Pilihan amenitasnya juga banyak. The Menjangan mematok tarif Rp 1.294.019 per malam. Lokasinya ada di Km. 17 Jl. Raya Gilimanuk | Desa Pejarakan, Buleleng, Taman Nasional Bali Barat. Sekitar 29,8 km dari Desa Wisata Osing.

Ada juga Jiwa Jawa Ijen di Jl. Blimbingsari, Desa Taman Sari | Licin, Banyuwangi 68454, Indonesia. Lokasinya 3,5 km dari Desa Wisata Osing. Dan harga sewanya hanya Rp 826.446 per malam.

Grand Harvest Resort and Villas juga lumayan oke. Lokasinya hanya 4,5 km dari Desa Wisata Osing. Ada juga Tanjung Asri Hotel, Aston Banyuwangi City Hotel, Hotel Ketapang Indah, Agung Jaya Mahkota Hotel, Ritansa roebuck, Hotel Blambangan, Mirah Hotel Banyuwangi, Mirah Hotel Banyuwangi, Mahkota Plengkung Banyuwangi, EL Royale Hotel & Resort, Rhiko Guest House, Lestari Hotel, Bangsring Breeze Resort, Melaya Beach Resort dan NusaBay Menjangan. Semuanya bisa dibooking via gadget.

Jadi, yang ingin liburan ke Banyuwangi, pastikan tidak melupakan Desa Wisata Osing di Itinerary liburan Anda. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Reporter: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co