Citorek, Negeri di Atas Awan yang Saat Didatangi Ternyata Berdebu

23 September 2019 16:17

GenPI.co — Desa Wisata Citorek 'Negeri di Atas Awan' sedang menjadi buah bibir di Indonesia. Setelah dipromosikan oleh Gubernur Banten, warga berbondong-bondong mendatangi desa yang terletak di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak ini.

Dalam video yang beredar di Instagram dan Twitter, tampak kemacetan lalu lintas di jalan yang menuju ke Citorek. Jalan lebar yang masih berupa tanah merah kering itu dipadati oleh manusia dan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Alih-alih menjadi ‘negeri di atas awan' seperti yang dipromosikan, Citorek menjadi ‘negeri di atas kendaraan'. Sementara dalam video lain tampak seorang warga dengan melepas pakaian mengaku jera untuk datang kembali ke Citorek karena bukannya menikmati awan dia malah mendapatkan debu.

Citorek sendiri menjadi tujuan wisata fenomenal setelah dipromosikan langsung oleh Gubernur Banten Wahidin Halim melalui akun Instagram peliputan Provinsi Banten.


Citorek, negeri di atas awan yang menjadi negeri di atas debu yang kini tengah viral (Sumber foto: inforangkasbitung)

Pada unggahan di tanggal 13 September 2019 itu, Gubernur Wahidin menulis “Disini ada ‘Negeri di Atas Awan yang baru beberapa bulan jadi kawasan wisata alam yang sudah banyaj dikunjungi sejak dibukanya akses jalan Provinsi Banten”.

Pemerintah Banten mengaku sedang membangun 16 kilometer ruas jalan yang menghubungkan Desa Citorek Kidul dengan Desa Warung Banten.

Promosi yang dilakukan oleh gubernur Banten itu rupanya ditanggapi antusias oleh warga Banten. Pada hari Minggu 22 September ribuan warga Banten berangkat menuju Desa Citorek untuk menikmati fenomena negeri di atas awan.

Sayangnya, jalan yang belum selesai itu sudah dilalui warga dan tidak cukup menampung antusiasme warga. Banyak di antara mereka terjebak di jalanan yang penuh sesak. Hal yang membuat suasana makin memburuk adalah, pejalan kaki yang melintasi tanah merah kering menyebabkan debu beterbangan.

"Saya menyayangkan kepada pihak-pihak yang 'menjual' daerah citorek. Satu sisi belum siap objeknya, tapi terus dijual." ujar pemerhati budaya dan sejarah Banten Dadan Sujana kepada GenPI.co Senin 23 September 2019.

Promosi yang dilakukan sebelum infrastruktur siap dipergunakan membuat warga Banten terjebak. Namun, bukan hanya mengenai kesiapan sarana dan prasarana, Dadan juga mencemaskan mengenai kesiaoan warga Desa Citorek dalam menerima lonjakan pengunjung.

Baca juga:

Poles Negeri di Atas Awan, Kemenpar Gelontorkan Dana Rp4,7 Miliar

Menyambangi Lolai, Negeri di Atas Awan Toraja

“Saya khawatir, akan terjadi shock culture jika masyarakatnya tidak disiapkan,” ujar Anggota Tim Ahli Cagar Budaya ini “maka, masyarakatnya harus siap dulu, dengan cara kasih pemahaman yang mendalam, kasih cara-cara menyambut tamu dengan bijak” sarannya.

GenPIco berusaha menghubungi Kadisbudpar untuk meminta pernyataan namun sampai tulisan ini turun pihak Disbudpar Banten tidak memberi jawaban.

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co