GenPI.co - Sukarelawan Ganjaran Buruh Berjuang (GBB) ternyata sangat peduli terhadap pendidikan anak.
Hal tersebut terlihat saat sukarelawan GBB membuka sanggar baca di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Putra Reformasi yang beralamat di Jalan Reformasi Blok C, Kec. Cilincing, Jakarta Utara.
Lukman Hakim selaku Ketua Umum GBB menjelaskan, pihaknya berkolaborasi dengan pengelola PAUD Putra Reformasi dengan memberikan sejumlah fasilitas belajar mengajar hingga alat bermain anak-anak.
"Kami melakukan bakti sosial. Kami menyediakan beberapa fasilitas, misalnya alat peraga pendidikan, buku anak dan rak buku, kemudian ada juga fasilitas bermain seperti perosotan dan lain-lain," ujar Lukman dari rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (3/6).
Lukman menyatakan sanggar baca ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan dan literasi kepada anak-anak buruh non formal di daerah tersebut.
Dengan adanya fasilitas ini, Lukman berharap anak-anak buruh non formal dapat belajar dengan lebih baik dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka.
"Ini sebagai awalan kami. Kami akan terus mendampingi PAUD ini melalui posko kami di Jakarta Utara, agar PAUD ini bisa lebih bagus dan lebih baik, serta bisa mencetak yang lulusan yang berkualitas," tegasnya.
Menurut Lukman, apa yang dilakukan GBB ini merupakan implementasi dari arahan Ganjar Pranowo yang mengajak para relawan untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Kami ini adalah kepanjangan tangan dari Pak Ganjar Pranowo untuk memberi kebermanfaatan bagi masyarakat kecil, dan tentunya ini kontribusi kecil kita dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa," ucap Lukman.
Di tempat yang sama, Kelik Ismunanto selaku Sekjen GBB mengungkapkan anak-anak yang meniti pendidikan di PAUD ini mayoritas adalah anak dari buruh non formal.
Menurutnya, GBB berkomitmen untuk terus berjuang demi keadilan sosial dan pengembangan masyarakat.
GBB memiliki harapan bahwa program-program seperti ini dapat memberikan perubahan yang positif bagi buruh dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Kalau lihat sekitar ini, hampir semua masyarakat bawah, yang kehidupannya memang mau tidak mau menjual tenaganya untuk bekerja pada orang lain. Atau pun mereka yang mandiri ya, dengan memungut rongsok," ungkapnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News