GenPI.co - Satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya, baik kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku oleh pasangan.
Berdasarkan data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2023 kekerasan dalam hubungan dengan pasangan mendominasi pengaduan ke Komnas Perempuan di kategori ranah personal; 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar; 622 kasus kekerasan terhadap istri; dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.
Berangkat dari fenomena ini, Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia meluncurkan Abuse is Not Love, sebuah global program yang bertujuan untuk melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan melalui kerjasama dengan mitra non-profit.
“Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030,” ujar Maria Adina, General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/6).
Untuk mengoptimalkan tujuan ini, YSL menjalin kemitraan dengan Yayasan Pulih dalam memberikan konseling baik korban maupun pelaku serta masyarakat umum.
“Oleh karena itu, kemitraan yang kami lakukan dengan Yayasan Pulih di Indonesia menghadirkan pelatihan secara offline dan online untuk memperkenalkan tanda-tanda kekerasan tersebut,” tambah Adina.
Erlangga Satrio Brand General Manager YSL Beauty Indonesia menjelaskan, YSL Beauty memiliki kesempatan untuk memberikan dukungan yang terbentuk melalui kemitraan dengan menyediakan pelatihan dan konseling.
“Dengan mengikuti pelatihan ini, publik dapat memahami 9 tanda-tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan dengan metode pelatihan yang relevan sehcingga mudah dipahami oleh generasi muda,” jelas Erlangga.
Yosephine Dian Indraswari, Executive Director Yayasan Pulih menuturkan, program Abuse is Not Love memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi Yayasan Pulih dalam mengadvokasi sikap anti kekerasan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun.
Upaya peningkatan kesadaran publik menjadi sangat penting, karena perlu adanya upaya kolektif untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan pandangan yang menganggap perilaku kekerasan sebagai hal yang normal dalam hubungan.
“Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu ini dan berani untuk angkat bicara,” jelas Yosephine.
Penyanyi Isyana Sarasvati yang turut bergabung dengan gerakan ini menambahkan, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan isu yang penting dan secara umum masih jarang dibahas, karena kebanyakan orang menganggap tanda-tanda ini sebagai hal yang biasa terjadi dalam hubungan.
“Dengan mengenali 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, kita dapat lebih waspada untuk mencegah terjadinya kekerasan di kemudian hari sedini mungkin sebelum meningkat menjadi jenis kekerasan lain yang lebih parah,” imbuh Isyana.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News