GenPI.co - Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto menduga Belanda ketakutan terhadap gerakan tim ekspedisi PDIP NTB-M16 sehingga mengembalikan harta karun Lombok kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Mungkin karena kami selalu concern melacak jejak-jejak sejarah Sasak Lombok, termasuk melacak harta karun," kata dia kepada GenPI.co NTB, Jumat (14/7).
Menurut pria yang karib disapa Didu itu, Belanda melihat tim ekspedisi PDIP NTB-M16 memiliki jangkauan panjang.
Didu mengatakan, apabila memiliki niat mengembalikan benda-benda peninggalan kerajaan di Lombok, Belanda seharusnya melakukannya sejak lama.
"Kami memublikasikan hasil ekspedisi secara masif melalui media daerah dan nasional," jelas Didu.
Mantan Direktur Eksekutif Walhi NTB itu menyebut Belanda ruwet. Sebab, pemerintah Belanda tidak mengembalikan harta karun Lombok dari dahulu.
Didu menjelaskan timnya akan tetap konsisten bekerja menelusuri sejumlah tempat di Lombok yang memiliki bekas-bekas sejarah.
Selama ini, pihaknya sudah melakukan berbagai cara, termasuk memublikasikan penelusuran.
“Kami melakukan penelusuran dengan segala sarana, mulai paranormal hingga ahli sejarah," terang Didu.
Sementara itu, Ketua Tim Ekspedisi PDIP NTB-M16 Ruslan Turmuzi mengatakan menelusuri peradaban Lombok tidak semata hanya dari bukti-bukti yang sudah ada, tetapi berbagai lini, termasuk mitos.
"Tidak ada literasi yang cukup dalam mengulas sejarah Lombok sehingga kami rasa sangat cukup berat dan menantang," kata anggota DPRD NTB itu. (Ahmad Sakurniawan/GenPI.co NTB)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News