Dianggap Hama, Gajah Dita Mati Meninggalkan Tujuh Temannya

08 Oktober 2019 12:02

GenPI.co - Populasi Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) di kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja, Riau tinggal tersisa tujuh ekor setelah Si Betina Dita mati, Senin (7/10).

"Di Balai Raja tinggal tujuh ekor, dan mereka biasanya terdiri dari 2-3 kelompok," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Selasa (8/10).

Lokasi matinya Gajah Dita merupakan bagian dari Suaka Margasatwa Balai Raja yang kondisinya saat ini banyak beralih fungsi dari hutan menjadi permukiman warga, kantor pemerintahan dan kebun kelapa sawit.

Habitat asli Gajah Sumatera sudah sangat terbatas, sementara kawanan Gajah sangat membutuhkan makanan dan tempat berlindung.

BACA JUGAMengenaskan, Gajah Sumatera “Dita” Ditemukan Mati di Kubangan

Karena habitatnya sudah banyak beralih fungsi, kawanan Gajah ini sering mencari makanan di kebun atau ladang warga. Aktifitas kawanan Gajah inilah yang kerap dianggap warga sebagai hama yang merusak kebun kelapa sawit.

Kawasan konservasi yang jadi habitat satwa dilindungi tersebut awalnya ditetapkan seluas 18.000 hektare (ha), namun kini tinggal tersisa kurang lebih 150 ha. Gajah liar yang ada kerap masuk ke perkebunan warga, dan Hutan Talang yang relatif masih terjaga karena menjadi area lindung perusahaan minyak PT Chevron Pacific Indonesia.

Ironisnya, ancaman alih fungsi lahan dan pemasangan jerat masih terus membayangi keberadaan Gajah yang tersisa. Gajah Dita adalah salah satu korban jerat pada 2014, yang menyebabkan kaki kirinya buntung sebagian.

Upaya pengobatan terus dilakukan hingga 2017, namun lukanya tidak kunjung pulih sebelum akhirnya Dita ditemukan mati di kubangan pada Senin lalu (7/10).

Suharyono menduga penyebab kematian Dita akibat sakit. "Perkiraan sementara kemungkinan sakit karena badannya utuh. Dia gajah betina tak ada gading jadi kemungkinan juga bukan mati akibat perburuan," katanya.

Dia menjelaskan tim dari BBKSDA Riau langsung menuju ke lokasi kematian Gajah Dita di Balai Raja Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, untuk melakukan nekropsi atau bedah bangkai.

Hasil identifikasi awal, lanjutnya memang benar bahwa bangkai tersebut adalah Gajah Dita yang berusia lebih dari 25 tahun. "Perkiraan kematian, identifikasi diperkirakan sudah lima hari. Hasil lengkap nanti setelah tim medis melakukan nekropsi untuk memastikan penyebab kematiannya," ujar Suharyono. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co