Seru! Empat Komponen Industri Pariwisata Gabungkan Kekuatan

20 Maret 2018 14:02

Kira-kira apa ya jadinya bila empat komponen industri pariwisata disatukan? Pemerintah, artis, enterpreneur hingga pengelola tempat wisata digabung jadi satu? Apa bakal tambah solid? Makin massif mempromosikan wisata Indonesia? Atau ada hasil lain?

Jawaban soal pertanyaan-pertanyaan tadi langsung muncul di Workshop Matchmaking CoE, Digital Destination, Diaspora Restauran, with Co Branding Partners. Royal Hotel Kuningan, Jakarta, Selasa (20/3), yang menjadi venue kegiatan langsung terlihat heboh. Semua terlihat antusias saat diajak Kemenpar menggabungkan kekuatan.

"Empat komponen kita pertemukan. Semuanya merupakan partner Kemenpar di 2018. Saya harap pertemuan kali ini bisa menghasilkan kerjasama dengan baik," ujar Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, Selasa (20/3).

Semua mau diajak maju bersama. Mau kerja bareng. Semangatnya hanya satu, mengangkat pariwisata Indonesia ke level yang disegani dunia.

"Kemenpar jadi seperti mak comblang. Jadi industri bisa menjalin kerjasama. Apa yang bisa dikontribusi oleh destinasi digital? Apa yang bisa dikontribusi diaspora restaurant? CEO? Semua dipertemukan untuk mencapai sesuatu kerjasama antar pelaku industri," kata Pitana.

Pakar Marketing yang juga Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Strategis Kemenpar Yuswohady menambahkan, akan ada empat kategori partnership package dalam workshop ini.

Yang pertama ada kategori Wonderful Indonesia. Di kategori ini, syarat utamanya partner harus melakukan ekspor. Tentunya  dengan brand sendiri minimal dua tahun. Lalu yang kedua sudah hadir minimal di tiga negara.

Kemudian, ada kategori Pesona Indonesia Partner. Ketiga terdapat endorser of WI/PI dan yang terakhir Friends of WI/PI.

"Yang friend ini bisa dilakukan siapa saja. Walaupun tidak termasuk dalam 3 kategori lainnya, tetapi memiliki komitmen untuk mempromosikan WI/PI," kata Yuswohady.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengapresiasi Workshop yang digelar untuk menyatukan persepsi ini. Dalam hal branding atau pemasaran, Menpar memiliki strategi co-branding dengan 10 existing restoran Indonesia di luar negeri.

“Saya telah mencoba namun gagal untuk membuka restoran di luar negeri. Biayanya tidak murah. Dan pemerintah tidak menyediakan anggaran. Sebagai pembanding, pemerintah Thailand memberi subsidi setara dengan US$ 100 ribu kepada yang membuka restoran Thailand. Akhirnya saya putuskan adalah branding existing restoran yang sudah ada. Atau yang disebut dengan Diaspora Restauran,” ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co