GenPI.co - Di era digital yang serbacepat saat ini, kita terus mencari jalan pintas untuk memahami diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Tes kepribadian berdasarkan warna disebut dapat menjanjikan wawasan mendalam berdasarkan sesuatu yang sederhana seperti warna favorit.
Siapa yang tidak menginginkan cara langsung untuk menyelidiki kompleksitas kepribadian mereka? Pilih warna, dan dapatkan analisisnya.
Dilansir Psychjology Today, hal itu berlangsung cepat, mudah, dan membutuhkan sedikit introspeksi. Namun, kesederhanaan yang membuat tes ini begitu menarik juga merupakan kelemahan terbesarnya.
Premis dasar tes kepribadian berdasarkan warna adalah bahwa preferensi warna dapat memberikan wawasan mendalam tentang karakter. Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini sangat sedikit.
Khususnya, biru adalah warna yang paling disukai di banyak budaya, diikuti oleh merah. Fakta sederhana ini makin membiaskan hasil pengujian.
Meskipun warna dapat membangkitkan perasaan dan emosi, menerjemahkannya ke dalam profil kepribadian yang komprehensif merupakan lompatan yang signifikan.
Seperti halnya horoskop, tes-tes seperti ini memiliki kekuatan terutama karena orang-orang mempercayainya, bukan karena validitas ilmiahnya.
Ketika sebuah tes memberikan deskripsi yang menyanjung atau menarik, kita tergoda untuk menerimanya begitu saja.
Namun, mendasarkan persepsi diri atau pendapat tentang orang lain pada tes-tes ini dapat menyebabkan keyakinan yang salah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News