GenPI.co - Narasi budaya yang tersebar luas sering kali mengagungkan spesialisasi, sehingga membuat mereka yang memiliki beragam hobi merasa tidak pada tempatnya.
Masyarakat telah lama menghargai kedalaman dibandingkan keluasan, menyamakan penguasaan dalam satu bidang dengan kesuksesan dan tujuan.
Dilansir Psychology Today, makalah tahun 2021 di Psychological Review menggali lebih dalam pemahaman ini.
Secara tradisional, gagasan tentang kehidupan yang baik berakar pada kesejahteraan hedonis (mencari kesenangan) atau eudaimonik (berpusat pada makna).
Namun, makalah ini memperkenalkan konsep kekayaan psikologis sebagai komponen integral dari kehidupan yang memuaskan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan kehidupan yang kaya secara psikologis, dan bagaimana hobi dikaitkan dengan konsep ini?
Daripada hanya berfokus pada kebahagiaan atau makna, kehidupan yang kaya secara psikologis ditandai dengan mosaik pengalaman yang menarik dan transformatif.
Kesabaran yang didapat dari merajut, disiplin dari seni bela diri, atau perubahan perspektif dari fotografi membebaskan pikiran dan jiwa.
Dengan setiap hobi baru, kita mendiversifikasi narasi hidup dan mengalami kebebasan dari melihat dunia melalui berbagai lensa.
Indikator penting dari orang-orang yang memiliki kehidupan yang kaya secara psikologis adalah meningkatnya rasa ingin tahu, pemikiran holistik, dan kecenderungan ke arah liberalisme politik.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun saling terkait, kebahagiaan, makna, dan kekayaan psikologis merupakan paradigma berbeda dari kehidupan yang bermanfaat.
Khususnya, banyak peserta studi di seluruh dunia lebih memilih kehidupan yang kaya secara psikologis, meskipun harus mengorbankan kebahagiaan atau makna. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News