Sambut Hari Pangan Sedunia, Tokopedia Bagikan Kisah Penjual Jaga Ketahanan Pangan Lokal

14 Oktober 2023 13:28

GenPI.co - Hari pangan sedunia, yang jatuh pada 16 Oktober 2023, bertujuan untuk peningkatan kesadaran dan perhatian masyarakat pentingnya penanganan kebutuhan pangan secara berkelanjutan, termasuk di Indonesia.

Revie Jefta Akhwilla, selaku Category Development Senior Lead Tokopedia mengatakan. Untuk menyambut Hari Pangan Sedunia, Tokopedia terus berupaya memberikan panggung bagi para UMKM yang terus berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Dengan adanya inisiatif Hyperlocal, yang mempunyai teknologi geo-tagging memudahkan penjual semakin interaktif dengan para pembeli.

BACA JUGA:  Manuver Jitu Kimia Farma Berujung Penghargaan Prestisius dari Tokopedia

Revie menambahkan, “Contoh manifestasi Hyperlocal adalah Tokopedia NYAM!, panggung khusus untuk pelaku usaha lokal makanan dan minuman dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ada pula layanan Tokopedia NOW!, dimana masyarakat dapat berbelanja kebutuhan rumah tangga dengan pilihan pengiriman tiba dalam waktu 2 jam dan pengiriman terjadwal sesuai preferensi,”

BACA JUGA:  Tingkatkan Daya Saing UMKM Bali, Tokopedia Gelar Kelas Lanjutan Digital dan Inisiatif Hyperlocal

Tren Belanja Online Produk Kebutuhan Harian Pangan di Tokopedia

Dengan adanya Hyperlocal, masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah untuk mendapatkan berbagai produk yang dibutuhkan sehari-hari secara online.

BACA JUGA:  Tokopedia Ungkap Produk Paling Dicari untuk Ide Jualan Online Akhir Tahun

“Misalnya, Tokopedia mencatat lima produk yang paling laris pada subkategori produk bumbu dan bahan masakan di semester I 2023, yaitu minyak masakan, saus dan dressing (misalnya, saus tomat atau sambal, dressing untuk salad dan sebagainya), gula, kaldu dan penyedap rasa, serta bumbu masak instan,” ujar Revie.

“Selain itu, Tokopedia mencatat beberapa wilayah di Indonesia mengalami kenaikan signifikan jumlah transaksi produk bumbu dan bahan masakan, antara lain Nagan Raya (Aceh), Halmahera Tengah (Maluku Utara), Kaur (Bengkulu), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur) dan Nias Barat (Sumatra Utara) dengan rata-rata peningkatan lebih dari 3 kali lipat,” jelas Revie.

Sementara pada subkategori produk daging, sejumlah produk terlaris pada semester I 2023 adalah daging sapi giling, daging ayam giling, baso, nuggets hingga sosis.

Tokopedia pun mencatat beberapa wilayah di Indonesia dengan kenaikan jumlah transaksi tertinggi pada produk daging selama semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, yaitu Karo (Sumatra Utara), Manado (Sulawesi Utara), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Ternate (Maluku Utara) dan Sumbawa Barat (Nusa Tenggara Barat), dengan rata-rata peningkatan lebih dari 2 kali lipat.

Di sisi lain, produk paling banyak dibeli masyarakat di Tokopedia selama semester I 2023 pada subkategori produk sayur adalah paket sayur, sayuran beku, tomat, wortel, dan tempe.

“Wilayah Tabanan (Bali), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat), Manado (Sulawesi Utara), Sambas (Kalimantan Barat), dan Natuna (Kepulauan Riau) adalah beberapa daerah di Indonesia yang mengalami kenaikan signifikan jumlah transaksi produk sayur selama semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan hampir 5 kali lipat,” tambah Revie.

Dalam rangka merayakan Hari Pangan Sedunia, Tokopedia pun membagikan kisah inspiratif pelaku usaha Sambal Bu Djui (Surabaya) dan Beleaf Farms (Bogor) yang memberdayakan para petani serta nelayan lokal, demi membantu menjaga ketahanan pangan lokal.

Berawal dari iseng, Sambal Bu Djui kini berdayakan petani serta nelayan lokal di Jawa Timur dan raih omzet ratusan juta rupiah di Tokopedia

Usaha sambal dari Surabaya, Sambal Bu Djui, didirikan oleh Merlin Soeyanto pada 2020 dan berhasil memberdayakan petani dan nelayan lokal di Jawa Timur. Foto: Tokopedia

Pelaku usaha asal Surabaya, Merlin Soeyanto bersama Ivonne Magdalena, mendirikan usaha Sambal Bu Djui di 2020.

“Nama Sambal Bu Djui diambil dari nama ibu saya, yaitu Djuita. Awalnya, ibu saya iseng membuat sambal untuk dijual ke teman dan kerabat sekitar.

Seiring berjalannya waktu, orderan kami membludak sehingga kami melihat ada peluang besar untuk dijual secara online di Tokopedia,” jelas Merlin.

Penjualan Sambal Bu Djui lewat Tokopedia pun terus melesat dan mendorong Merlin untuk mendirikan pabrik kecil demi mendongkrak laju produksi sambal.

Merlin pun terus menghadirkan lebih banyak varian rasa Sambal Bu Djui, seperti sambal peda, sambal kecombrang, sambal petir (sambal terasi), sambal ijo, sambal mercon (sambal bawang) dan masih banyak lagi.

“Dalam memproduksi produk Sambal Bu Djui, kami menggandeng petani lokal cabai dan bawang di Jawa Timur, termasuk Surabaya dan wilayah sekitarnya.

Selain itu, kami juga menggandeng nelayan lokal untuk menyediakan satu ton cumi-cumi yang diolah menjadi produk Sambal Bu Djui berbahan dasar cumi-cumi, seperti cumi arang kriuk, sambal cumi geprek dan masih banyak lagi,” tambah Merlin.

Dalam mengembangkan bisnis, Merlin mengaku untuk menjalani saja terlebih dahulu.

“Yang penting konsisten dan mau belajar mengikuti perkembangan zaman. Ketika berjualan online, jangan lupa untuk rajin berkolaborasi.

Kami sering berkolaborasi dengan Tokopedia lewat kampanye Tokopedia NYAM!. Berkat Tokopedia NYAM!, penjualan kami bisa melesat hingga hampir 2 kali lipat di kuartal III 2023 dibandingkan kuartal III 2022. Omzet bulanan Sambal Bu Djui di Tokopedia juga mencapai ratusan juta rupiah,” ujar Merlin.

Beleaf Farms, usung model Farming as a Service (FaaS) untuk memberi pendampingan bagi petani di Bogor, Surabaya hingga Bali

Beleaf Farms menggandeng petani lokal dari Bogor, Surabaya hingga Bali untuk menghasilkan sayuran hidroponik yang berkualitas. Foto: Tokopedia

Pada mulanya Beleaf Farms didirikan di Bogor oleh Amrit Lakhiani, pada 2019 sebagai usaha pertanian hidroponik yang sederhana. Kini, kebun Beleaf Farms sudah merambah ke Surabaya hingga Bali.

“Sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik bisa lebih sehat dan berkualitas karena bebas dari pestisida, kebutuhan nutrisinya tercukupi, serta akarnya bersih.

Beleaf Farms menggunakan 90% lebih sedikit air dibandingkan rata-rata pertanian tradisional. Semua air dari perkebunan selalu didaur ulang demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Sampah organik juga diolah menjadi kompos untuk disumbangkan ke lahan pertanian di sekitar Beleaf Farms,” tambah Amrit.

“Beleaf Farms juga berperan sebagai tempat belajar yang inklusif bagi para petani lokal. Pada 2022, Beleaf Farms mengusung model Farming as a Service (FaaS) yang mengintegrasikan beragam teknologi untuk meningkatkan produktivitas hasil kebun.

Kami juga membekali para mitra petani lokal dengan pengetahuan terkait agronomi, penjualan dan pemasaran sayuran hidroponik agar petani makin berdaya dan memajukan pertanian Indonesia,” jelas Amrit.

“Beleaf Farms juga memanfaatkan platform online Tokopedia agar manfaat dari sayuran hidroponik yang dihasilkan oleh para petani lokal bisa dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Berkat Tokopedia, Beleaf Farms bisa meraup omzet bulanan hingga puluhan juta rupiah,” tutup Amrit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Anis Kurniawan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co