Dikunjungi Ganjar Pranowo, Keuskupan Malang Punya Sejarah Panjang

17 November 2023 19:15

GenPI.co - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mengunjungi Keuskupan Malang di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (13/11).

Pasangan Mahfud MD pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu diterima Uskup Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O. Carm.

Ganjar ditemani Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Ketua DPC PDIP Kota Malang I Made Riandiana Kartika, serta beberapa pengurus PDIP Kota Malang.

BACA JUGA:  Ajak Perempuan Lebih Aktif, Srikandi Ganjar Beri Pelatihan Olah Tempe

Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo diajak makan siang oleh Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan. Makanan yang disajikan antara lain pecel, rawon, dan nasi goreng.

Ganjar Pranowo menyantap nasi goreng. Setelah itu, dia diajak berkeliling di lingkungan Keuskupan Malang. Keuskupan Malang sendiri memiliki sejarah yang sangat panjang.

BACA JUGA:  Langkah Jitu Petebu Dukung Ganjar Meningkatkan Produktivitas Gula Merah

Keuskupan Sufragan Malang terletak di Provinsi Gerejawi Keuskupan Agung Semarang.

Keuskupan Malang menempati wilayah seluas 24.400 km dan terletak di sebelah timur sebagian Jawa Timur.

BACA JUGA:  TPN Ganjar-Mahfud Sebut Nomor Urut 3 Melambangkan Persatuan dan Perjuangan

Umat Katolik yang dilayani keuskupan Malang meliputi wilayah Malang Raya, Pulau Madura, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.

Sejarah Keuskupan Malang bermula ketika para imam dan saudara Fransiskan mendarat di pelabuhan Panarukan pada 1569.

Kapal berbendera Portugis itu membawa para biarawan dan imam sesampainya di sana. Di antara para peserta keagamaan ialah saudara Jeronymo Valente, Pedro Arouca, Jorge de Viseu, dan Manuel de Elvas.

Satu-satunya detail ditemukan di buku catatan Bernardino Ferrari S.J. Telah terdapat pemukim Portugis di Panarukan dalam jangka waktu yang cukup lama hingga Mei 1579.

Pada 1584, lebih dari 600 orang Blambangan dibaptis oleh pendeta Manuel de Elvas. Ibunda Raja Prabu Sontoguno mendorong usaha tersebut. 

Misi tersebut berakhir pada 1595 dengan kemenangan Adipati Pasuruan. Pada 1865, para imam Serikat Yesus (SJ) atau Jesuit Surabaya ditempatkan di Malang. 

Di wilayah segitiga Pasuruan, Malang, dan Jatiroto, serta Jember, umat Katolik yang mayoritas merupakan warga negara Eropa pada saat itu tersebar di kilang gula, perkebunan tebu, dan rel kereta api.

Menyusul kepergian Jesuit (SJ) dari Jawa Timur pada 1923, Ordo Karmelit (O.Carm) mengambil alih wilayah keagamaan Malang.

Prefektur Apostolik pertama di Jawa di luar Vikariat Apostolik Batavia didirikan pada 27 April 1927. Pada 13 Maret 1939, statusnya ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik. 

Ketika hierarki Gereja Katolik mendirikan Vikariat Apostolik Malang pada 3 Januari 1961, kemudian dikenal sebagai Keuskupan Malang.

Pada 1950, terdapat 5.000 umat Katolik yang tersebar di sebelas paroki di Keuskupan Malang. Masyarakat dilayani 28 pendeta jemaah dan tidak ada pendeta praja.

Pada 1970, sebanyak 28 ribu orang dilayani oleh 28 pendeta jemaah dan satu pendeta praja di 24 paroki. Pada 1980, anggota jemaah berjumlah 48.000 orang, sedangkan pendeta jemaah masing-masing berjumlah 52 orang dan pendeta praja berjumlah 4 orang.

Kelompok itu berkembang menjadi 66 ribu anggota pada 1990. Data pada 2005 menunjukkan bahwa terdapat 25 pendeta praja dan 117 pendeta tarekat religius di Keuskupan Malang, dengan 88 ribu umat paroki pada 2004. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co