GenPI.co - Sebanyak 13 perjalanan kereta api sempat dihentikan saat gempa bumi dengan magnitudo 4,8 melanda Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat pada Minggu (31/12) malam.
Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan pemberhentian luar biasa perjalanan 13 kereta api ini demi memastikan keamanan jalur kereta api setelah gempa di Sumedang.
"Tindakan cepat tersebut untuk memastikan tidak adanya kerusakan baik pada jalan rel atau struktur jembatan yang ada di wilayah Daop 2 Bandung, serta guna mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu perjalanan kereta api," kata Ayep, Senin (1/1).
Ayep menjelaskan KA yang perjalanannya dihentikan, antara lain KA Harina, KA Argo Parahyangan, KA Commuterline Garut, KA Kutojaya Selatan, KA Commuterline Bandung Raya, dan KA Commuterline Bandung Raya.
Hal serupa terjadi pada perjalanan KA Mutiara Selatan, KA Commuterline Garut, KA tambahan Surabaya Gubeng-Kiaracondong, KA Lodaya, KA Turangga, KA Malabar, dan KA 255 Serayu.
Selanjutnya pihaknya mengecek secara menyeluruh seluruh lintasan kereta api di PT KAI Daerah Operasional 2 Bandung.
Setelah dipastikan aman untuk dilalui, kereta api yang sempat tertahan bisa melanjutkan perjalanan.
"Daop 2 Bandung menyampaikan permohonan maaf atas tertahannya beberapa KA tersebut selama beberapa menit, karena dilakukan pengecekan jalur guna memastikan perjalanan KA aman dan selamat," papar Ayep.
Seperti diberitakan sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 4,8 terjadi pada kedalaman 5 km di skitar 2 km arah timur laut Kabupaten Sumedang pada Minggu malam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang, Lembang, Subang, Bandung, dan Garut.
Gempa bumi ini berdampak pada 14 desa di Kabupaten Sumedang yang menyebabkan 84 rumah rusak ringan.
Di samping itu, pasien RSUD Sumedang dan Rumah Sakit Pakuwon harus dievakuasi ke luar rumah sakit agar terhindar dari dampak gempa bumi.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News