GenPI.co - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,6 terjadi di wilayah Laut Flores pada Kamis (25/1) malam.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa ini dipicu aktivitas sesar naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores," kata dia, Jumat (26/1).
Daryono menjelaskan gempa yang terjadi pada Kamis pukul 19.24 WIB itu terletak pada koordinat 8,26 lintang selatan dan 121,17 bujur timur.
Ini tepatnya di laut pada jarak 48 km arah barat laut Mbay, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 km.
Di sisi lain, Daryono menyebut dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," papar dia.
Selain itu, dari hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M3,9.
Maka dari itu, dia mengimbau masyarakat setempat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ungkap dia.
Di samping itu, gempa bumi ini berdampak di daerah Ruteng, Waingapu, Bajawa, Ende, Maumere, Labuan Bajo dengan skala intensitas III MMI (Mdified Mercally Intensity).
Gempa juga dirasakan di Kupang dengan skala intensitas II MMI.
Artinya, getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News